Rabu 23 May 2012 13:47 WIB

Tak Ada FDR, Penyelidikan Sukhoi akan Optimalkan Data yang Ada

Rep: A.Syalaby Ichsan/ Red: Hazliansyah
BLACK BOX SUKHOI DITEMUKAN. Penemu kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100), Lettu Taufik, dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memperlihatkan benda penting yang ditemukannya saat jumpa pers di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak
Foto: Antara/Ismar Patrizki
BLACK BOX SUKHOI DITEMUKAN. Penemu kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100), Lettu Taufik, dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memperlihatkan benda penting yang ditemukannya saat jumpa pers di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator tim investigator Komite Nasional Keselamatan dan Transportasi (KNKT) Prof. Mardjono Siswosuwarno, mengaku tidak akan mempermasalahkan penghentian pencarian Flight Data Record (FDR) oleh Basarnas.

Mardjono menjelaskan akan mengoptimalkan data yang telah didapatkan KNKT.

"Saya enggak tahu itu. Tapi ya kita akan mengoptimalkan data yang ada," ungkap Mardjono saat dihubungi Republika, Rabu (23/5).

Saat ini, tim investigator masih mentranskrip rekaman pembicaraan dari memori data Cockpit Voice Recorder (CVR) Sukhoi Superjet 100. Menurutnya, CVR akan dioptimalkan untuk mengetahui pembicaraan di kokpit dan kabin, juga kondisi mesin pesawat anyar tersebut.

Sebelumnya, Mardjono sempat bercerita kalau pencarian kotak hitam berupa CVR pernah memakan waktu lebih lama pada kasus jatuhnya pesawat Silk Air 1997 silam. Kotak hitam pesawat yang terjatuh di sungai musi, Palembang tersebut harus dicari selama 26 hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement