REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator tim investigator Komite Nasional Keselamatan dan Transportasi (KNKT) Prof. Mardjono Siswosuwarno, mengaku tidak akan mempermasalahkan penghentian pencarian Flight Data Record (FDR) oleh Basarnas.
Mardjono menjelaskan akan mengoptimalkan data yang telah didapatkan KNKT.
"Saya enggak tahu itu. Tapi ya kita akan mengoptimalkan data yang ada," ungkap Mardjono saat dihubungi Republika, Rabu (23/5).
Saat ini, tim investigator masih mentranskrip rekaman pembicaraan dari memori data Cockpit Voice Recorder (CVR) Sukhoi Superjet 100. Menurutnya, CVR akan dioptimalkan untuk mengetahui pembicaraan di kokpit dan kabin, juga kondisi mesin pesawat anyar tersebut.
Sebelumnya, Mardjono sempat bercerita kalau pencarian kotak hitam berupa CVR pernah memakan waktu lebih lama pada kasus jatuhnya pesawat Silk Air 1997 silam. Kotak hitam pesawat yang terjatuh di sungai musi, Palembang tersebut harus dicari selama 26 hari.