Rabu 23 May 2012 06:25 WIB

Ekspedisi Khatulistiwa Rancang Buku Sejarah Nasional

Pagar perbatasan, ilustrasi
Foto: Wordpress
Pagar perbatasan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang bertugas di Kabupaten Kapuas Hulu, wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, mengumpulkan data-data sebagai bahan pembuatan buku Sejarah Nasional. Mereka melakukan misinya, termasuk penjelajahan patok perbatasan dengan sektor penjelajahan sekitar 370 kilometer.

"Salah satu misi yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Khatulistiwa ini adalah menghimpun berbagai data yang diperlukan untuk pembuatan buku sejarah Nasional yang akan di serahkan kepada Kementrian Dalam Negeri," kata Wadansubkorwil 3 Putussibau, Mayor Infantri Muhammad Aidi, kemarin. Ia menjelaskan ada 4.004 patok yang harus dijelajahi di perbatasan.

"Misi kedua, melaksanakan penilitian sumber daya mineral yang ada di sektor Kapuas Hulu yang meliputi penelitian terhadap pertambangan dan perkebunan, di mana dalam melakukan penelitian ini tim bekerja sama dengan mahasiswa dan beberapa pakar. Sedangkan Misi ketiga, melaksanakan komunikasi sosial dalam rangka membangkitkan semangat kebangsaan," katanya.

Selain itu, tim tersebut juga melakukan pengobatan secara gratis setiap hari dengan sistem jemput bola, yakni mendatangi masing-masing rumah betang yang ada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu. Selanjutnya, pembagian buku pelajaran secara gratis yang merupakan titipan dari donatur yang ada di Jakarta, kerja bhakti penanaman 15 ribu pohon di lima kecamatan perbatasan (kecamatan Puring Kencana, Nanga Kantuk, Empanang, Badau, dan Embaloh Hulu).

Kemudian pemberantasan buta huruf yang dilakukan tiga kali dalam seminggu di rumah-rumah betang. Kegiatan pemberantasan buta huruf ini sudah mulai dilakukan sejak pertama datang ke Kapuas Hulu pada 4 April. "Pada 1 Oktober nanti, buku sejarah nasional ini akan diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia," kata Aidi.

Aidi menambahkan tim ekspedisi khatulistiwa ini berjumlah 103 personel yang terdiri dari TNI (AD, AU, AL), mahasiswa, kostrad dan wartawan. Tim itu akan menjalani tugasnya sekitar 3,5 bulan sejak kedatangannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement