Senin 21 May 2012 20:46 WIB

Tim SAR Rusia Tinggalkan Cijeruk

Tim SAR Rusia mendaki gunung Salak, Bogor.
Foto: Jefri Tarigan/AP
Tim SAR Rusia mendaki gunung Salak, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Sejumlah tim SAR Rusia tinggalkan posko evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 di Kampung Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin.

Menurut Syahrudin relawan penterjemah Rusia, sebanyak tujuh orang anggota SAR Rusia dan dua diantaranya wartawan telah dikirim kembali ke Jakarta sekitar pukul 15.00 WIB menggunakan helikopter.

"Saat ini masih ada tinggal sekitar 26 orang lagi di posko. Mereka berencana akan berangkat besok (Selasa-red) pagi menggunakan truk, ke Jakarta," katanya.

Sebelumnya, Minggu (20/5) sebanyak 22 orang tim dari Kementerian Situasi Darurat Rebuplik Federal Rusia juga sudah meninggalkan posko untuk kembali ke Jakarta.

Syahrudin mengatakan tim Rusia telah menarik seluruh personelnya dari Gunung Salak. Begitu juga yang di Posko Cijeruk telah pulang sebagian besar. Tim SAR Rusia diberi batas waktu untuk tinggal di Indonesia hingga 23 Mei.

Sebelumnya, Ketua tim Rescue dari Kementerian Situasi Darurat Republik Federal Rusia, Kolonel Mikhail Chupalenkov menyatakan pihaknya telah menarik 10 orang anggotanya yang melakukan pencarian FDR di Gunung Salak.

"Kami akan berkoordinasi dengan Moskow. Yang jelas hari ini kami sudah menarik semua personel dari Gunung Salak," katanya.

Sementara itu, situasi di posko evakuasi Sukhoi di lapangan helipad Cijeruk mulai sepi. Sejumlah personel SAR telah berkurang jumlahnya, hanya dua tenda tim Rusia yang masih berdiri di samping landasan.

Namun, sejak Senin pagi hingga siang, tim SAR Rusia sudah terlihat berkemas-kemas semua peralatan di tenda mereka. Rencananya mereka akan tinggalkan posko Selasa (22/5) pagi dengan menggunakan truk menuju Jakarta.

Menurut Syahrudin, keberadaan tim Rusia di posko Cijeruk cukup menarik perhatian masyarakat setempat. Sejumlah anggota SAR tersebut diketahui dapat bersosialisasi dengan masyarakat setempat khususnya anak-anak.

"Mereka sangat menyukai anak-anak, beberapa mereka ada yang memberikan koin, uang dan coklat dari Rusia untuk anak-anak di sini. Hanya saja mereka memang sedikit tertutup, karena kendala bahasa juga," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement