Senin 21 May 2012 15:29 WIB

Perajin Tahu-Tempe Keluhkan Tingginya Harga Kedelai

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Dewi Mardiani
Kedelai untuk bahan baku tahu
Foto: Edwin/Republika
Kedelai untuk bahan baku tahu

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -– Para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Indramayu mengeluhkan tingginya harga kedelai. Mereka pun menerapkan strategi agar bisa tetap bertahan dalam kondisi tersebut. Salah seorang perajin tahu di daerah Bojong, Kecamatan Indramayu, Syukri, menyebutkan, harga kedelai saat ini mencapai Rp 7.500 per kilogram (kg). Sebelumnya, harga kedelai mencapai Rp 6.000 per kg.

"Modal yang harus saya keluarkan jadi lebih besar," ujar Syukri, Senin (21/5). Syukri tak tahu penyebab kenaikan harga bahan baku pembuat tahu itu. Namun, dia mengatakan, kondisi itu terjadi setelah adanya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa bulan yang lalu.

Pihaknya mengaku tak bisa menaikkan harga jual tahunya. Jika dilakukan juga, dia khawatir kehilangan pembeli. Untuk tahu ukuran besar, Syukri menjualnya dengan harga Rp 1.000 per buah. Sedangkan tahu ukuran kecil seharga Rp 500 per buah. Akhirnya, dia memilih memperkecil ukuran tahu yang dibuatnya, walau itu pun diprotes para pelanggannya.

Salah seorang perajin tempe di Desa Tenajar Lor, Kecamatan Kertasemaya, Saprudin, juga mengeluhkan naiknya harga kacang kedelai. Pasalnya, dia tidak bisa menaikkan harga jual tempe kepada pembeli. "Pembeli bisa kabur kalau harga tempe naik," tutur Saprudin.

Saprudin menjelaskan, dalam sehari, membutuhkan sekitar 70 kg sampai satu kwintal kacang kedelai. Kacang tersebut diperolehnya dari pedagang di Pasar Karangampel, Kabupaten Indramayu.

Sementara itu, salah seorang pedagang kacang kedelai di Pasar Patrol, Kecamatan Patrol, Ropiko, membenarkan naiknya harga kacang kedelai. Ropiko menyebutkan, saat ini harga kacang kedelai mencapai Rp 7.500 per kg. Dia mengaku mendapatkan kacang tersebut dari agen dengan harga Rp 7.000 per kg. Kacang yang dijualnya itu merupakan kacang impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement