REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga akan melakukan kajian atas usulan perpanjangan jalur Contra Flow (Lawan Arus) yang sebelumnya dimulai pada KM 3+050 menjadi KM 1+700 atau tepat di depan Carrefour. Kajian tersebut akan dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan polisi untuk mempertimbangkan penerapannya.
Kepala Humas PT Jasa Marga, Wasta Gunadi, menjelaskan, usulan perpanjangan jalur itu datang dari polisi yang melakukan rekayasa lalu lintas. Dia mengatakan, peran Jasa Marga dalam hal ini adalah sebagai pendukung dan pelaksana. "Usulan itu merupakan kewenangan polisi," ungkap Wasta, Jumat (18/5).
Lebih lanjut, Wasta mengatakan, usulan tersebut akan dikoordinasikan dengan polisi pada Senin, (21/5). Pada pertemuan itu, Wasta menuturkan, perwakilan Jasa Marga dan kepolisian akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang terjadi atas penerapan perpanjangan jalur tersebut. "Yang utama tentu pemasangan dan penambahan rambu," ungkap Wasta melalui sambungan telepon.
Wasta pun mengingatkan, kendati sejauh ini metode lawan arus itu terbukti mengurangi titik kepadatan di ruas dalam tol, namun penerapannya hanya bersifat sementara. Menurut dia, metode lawan arus itu merupakan alternatif pengurai kepadatan kendaraan ke arah Semanggi, Bandara Soekarno Hatta dan Cengkareng.
Penerapan lawan arus itu, ungkap Wasta, akan dihentikan setelah Jakarta Outer Ring Road (JORR) West 2 terbangun. Bila telah selesai, JORR W2 akan tersambung dengan ruas JORR W1 yang dapat menghubungkan Jalan Tol TB Simatupang dengan Jalan Tol Sedyatmo ke arah Bandar Udara Soekarno-Hatta (Soetta).