REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kendaraan yang melintas di sepanjang jalan lintas timur (jalintim) Sumatra Selatan – Lampung, mengalami kesulitan mendapatkan premium di Stasium Pengisian Bahan Bakar (SPBU), pada awal liburan panjang, Kamis (17/5).
Sedangkan premium di tingkat eceran tersedia, namun harganya sudah melambung hingga Rp 10.000 per liter. Dari pantauan di ruas jalintim mulai dari Kabupaten Mesuji hingga Kabupaten Lampung Tengah, sejumlah SPBU yang berdiri di tepi jalan tersebut, telah memasang tanda pengumuman “bensin habis”.
Sebagian SPBU juga masih menyediakan solar dan pertamax. Kekosongan premium membuat pengendara kendaraan pribadi merasa resah saat mengisi liburan akhir pekan panjang ini.
Oktarita (45), warga Palembang yang berlibur ke Lampung menggunakan mobil pribadi, mengeluh tidak adanya premium di sepanjang SPBU jalintim. Memang, ia sudah mengisi tangki mobil kijangnya penuh saat berangkat dari Palembang, namun, ia khawatir bahan bakarnya kehabisan di tengah jalan, sedangkan yang jual bensin tak ada.
“SPBU banyak, tapi bensinnya kosong semua. Jadi, bagaimana mobil yang lewat di jalintim ini mau nyaman, kalau bensin tak ada yang jual,” kata pria yang bekerja sebagai pegawai negeri di Palembang tersebut.
Para sopir kendaraan pribadi, saat berada di daerah yang ramai, terpaksa membeli premium di tingkat eceran. Pedagang eceran yang masih menyediakan stok premium, menjualnya dengan harga Rp 10 ribu per liter. Alasan pedagang eceran tersebut, SPBU sudah tidak ada premium lagi.
Pihak SPBU di jalintim, menyatakan kekosongan sudah terjadi sejak lama, sebelum ada isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) 1 April lalu. “Sebenarnya premium dan solar sering kosong sudah lama. SPBU sekarang mengalami pembatasan order dari Pertamina, jadi ada pengurangan,” ujar Suyanto, petugas di SPBU Menggala, Kabupaten Tulangbawang.