REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Perlintasan tidak berpintu kembali menelan korban. Kali ini, korban yang ditimbulkan mencapai 4 orang meninggal dunia, dan dua orang lainnya luka parah. Kecelakaan terjadi di pintu perlintasan tak berpalang pintu, Desa Argopeni Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen, Rabu (16/5) malam sekitar pukul 18.45.
Menurut beberapa saksi mata, kecelakaan maut tersebut terjadi saat mobil minibus Suzuki Carry bernopol AD-9201-PG yang mengangkut 10 orang dari Ponpes Da’arut Tauhid Desa Buluspesantren Kabupaten Kebumen, pulang dari pengajian di Desa Argopeni. Saat melintas di perlintasan KA desa tersebut, mobil mendadak mogok akibat tersangkut rel kereta api.
Empat dari 10 orang penumpang monibus tersebut sempat turun untuk mendorong mobil agar bisa menyingkir dari perlintasan. Namun bersamaan dengan itu, dari arah timur melaju kencang kereta api Kutojaya jurusan Kutoarjo-Tanah Abang Jakarta yang baru berangkat dari Stasiun Kutoarjo, Purworejo.
Keempat penumpang yang turun dari mobil bisa langsung menyingkir, namun enam orang lainnya yang masih ada dalam mobil tak mampu lagi menghindar. Minibus pun langsung dihantam rangkaian KA, dan terseret hingga 350 meter.
Akibat benturan tersebut, empat penumpang yang masih ada dalam minibus tewas seketika. Mereka terdiri KH Asnawi (38) pengasuh pesantren Darut Tauhid Buluspesantren yang menjadi sopir mobil, Tobroni (40), Ifa Nurul Afrida (18), dan seorang bocah berusia dua tahun, Nuril Anwar, yang merupakan anak, adik dan keponakan KH Asnawi.
Sedangkan, dua penumpang lain yang terdiri dari istri pengasuh ponpes Siti (30), dan anaknya Zawa (3), mengalami luka berat.