REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Dirgantara Indonesia (DI) tetap melanjutkan rencana kerjasama dengan Sukhoi, meski pesawat Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Sukabumi pekan lalu.
Direktur Aerostructure PT DI, Andi Alisjahbana mengatakan rencana kerjasama itu terkait pembuatan komponen badan belakang (Aft Fuselage) pesawat Sukhoi Superjet 100.
Kerjasama itu masih dalam proses dan keputusannya baru selesai pada 6 bulan ke depan."Komunikasi dengan Sukhoi masih tetap jalan", kata Andi.
Rencananya, kerjasama antara PT DI dan Sukhoi ini akan berlangsung hingga 2025. PT DI rencananya membantu pembuatan komponen Aft Fuselage untuk 800 pesawat Sukhoi Superjet 100 selanjutnya.
"Saat ini Sukhoi Superjet 100 baru dibuat sebanyak 10-12 pesawat," kata Andi.
Ketika terjadi kecelakaan di gunung salak, PT DI kehilangan salah satu karyawan terbaiknya, Kornel M Sihombing.
Almarhum melakukan joy flight karena mewakili PT DI untuk bernegosiasi dengan pihak Sukhoi mengenai kerjasama ini.(lod)