Rabu 16 May 2012 10:42 WIB

Sukhoi Tabrak Tebing dengan Posisi Salto?

Rep: Asep Nurzaman/ Red: Hafidz Muftisany
 Aparat TNI melakukan proses pencarian korban diantara serpihan puing pesawat Sukhoi Superjet 100 di Puncak Salak 1, Gunung Salak, Bogor, Sabtu (11/5).
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Aparat TNI melakukan proses pencarian korban diantara serpihan puing pesawat Sukhoi Superjet 100 di Puncak Salak 1, Gunung Salak, Bogor, Sabtu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK MANIK -- Saat menabrak dinding barat jurang Batu Sumpit, Gunung Salak pesawat Sukhoi Suoperjet 100 (SSJ 100) kemungkinan dalam posisi salto. Kepala pesawat tersebut agak menukik sehingga potongan ekor pesawat terangkat ke atas dan jatuh melambung di atas sebuah bukit kecil lalu tersangkut di tebing berkemiringan sekitar 80 derajat.

"Kemungkinan salto itu karena bukit tersebut tidak mengalami kerusakan apa pun," ungkap Kompol Kristofer Primus dari Unit SAR Brimob Polda Jabar, kepada Republika dalam perjalanan menuruni Puncak Manik, Selasa (15/5).

Ketinggian tebing yang ditabrak pesawat penumpang kebanggan Rusia yang tengah melakukan demo terbang dan mengakut lebih dari 40 penumpang itu, sekitar 2000 meter di atas permukaan laut (dpl). Saat itu sang pilot, Alexander Yablontsev, baru saja meminta menurunkan ketinggian terbang dari 10000 kaki ke 6000 kaki.

"Kalau saja turunnya hanya 5000 feet, pesawat tak akan menabrak dinding tebing tersebut. Tapi, siapa yang bisa melawan takdir Tuhan?" kata Kristofer.

Ia bersama delapan anggotanya, yang merupakan gabungan prajurit Brimob dan kelompok perambah hutan liar Calvinis, tiba di lokasi bangkai SSJ 100 setelah menempuh perjalanan darat tiga malam dua hari.

"Awalnya kami coba menembus langsung mencari jalan untuk dapat menembus langsung dasar jurang. Tapi ternyata kami harus naik dulu ke Puncak Manik untuk turun dengan cara rappeling," kata Kristofer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement