Selasa 15 May 2012 18:42 WIB

Pengamat: Pencapresan Ani Hanya Pencitraan

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
Ibu negara, Ani Yudhoyono
Ibu negara, Ani Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sudjito, menilai kemunculan kembali nama Ani Yudhoyono sebagai calon presiden untuk 2014 hanya untuk pencitraan di tengah krisis figur yang dihadapi saat ini. Pengajuan Ani, kata dia, untuk memperlihatkan ke publik kalau partai pemenang pemilu itu punya figur untuk jadi capres.

"Tapi tak akan dipakai jadi figur yang saleable (menjual) di partai-partai lain. Apalagi SBY sudah memberikan sinyal tak akan mencalonkan istri dan keluarganya. Ani hanya jadi simbol intermediari yang sengaja dilempar. Ini karena partai lain sudah kencang," katanya ketika dihubungi, Selasa (15/5).

Secara internal, isu ini juga untuk melakukan pemetaan terkini mengenai kondisi internal partai. Arie pun memperkirakan, isu ini dilontarkan oleh kubu yang berbeda dengan ketua umum partai Anas Urbaningrum. Jadi sekaligus untuk mengurangi kesempatan Anas untuk maju.

Kalau pola ini terus dilakukan, lanjutnya, maka Demokrat diprediksi akan menghadapi tantangan serius. Partai akan kehabisan waktu dan pada akhirnya kehilangan calon yang akan diusung. "Harusnya Demokrat melakukan konsolidasi internal besar-besaran. Harusnya disadari dulu pasca-SBY partai mempersiapkan siapa. Namun skenarionya berubah ketika Anas disebut Nazaruddin. Apalagi kemudian Anas dikaitkan dengan banyak kasus lainnya," imbuh Arie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement