Senin 14 May 2012 16:42 WIB

The Wall Street Journal Puji Ekonomi Indonesia

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hafidz Muftisany
The Wall Street Journal
Foto: phys.org
The Wall Street Journal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sorotan salah satu media, yakni The Wall Street Journal edisi Asia, Selasa (8/5). Dalam salah satu artikelnya, Indonesia dipuji karena pertumbuhan ekonominya menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, sebanding dengan raksasa ekonom Asia lainnya, yakni Cina dan India.

Seperti dikutip dalam situs www.setkab.go.id disebutkan perekonomian Indonesia telah berkembang pada tingkat tahunan sebesar 5 persen selama 8 tahun terakhir karena semakin berkembangnya kelas menengah. Dengan jumlah penduduk 240 juta orang, Indonesia kini menduduki ranking keempat terbesar di dunia setelah Cina, India dan AS.  

“Kebanyakan orang Indonesia menikmati peningkatan pendapatan yang memudahkan bagi mereka untuk membelanjakan penghasilan seperti membeli sepeda motor atau menikmati kuliner,” tulis media tersebut.

Menurut media tersebut,  kemampuan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengontrol tingkat inflasi akan menentukan apakah Indonesia akan menjadi cerita sukses ekonomi Asia terbesar , atau Vietnam yang pertumbuhan ekonominya turun karena inflasi mencapai 25 persen pada tahun lalu.

Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pasar ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat, yang saat ini cenderung menurun seiring dengan kondisi ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama sebesar 6,3 persen, atau turun dari 6,5% kuartal sebelumnya. Angka ini dinilai The Wall Street Journal masih tergolong yang tertinggi di dunia, sebanding dengan Cina dan India, yang juga berkembang lebih dari 6 persen.

“Penurunan itu dipandang marginal yang menggarisbawahi Indonesia sebagai salah satu negara yang terlindungi dari goncangan ekonomi dunia,” kata Leif Eskesen, ekonom kepala untuk HSBC Global Research di Singapura, yang dikutip media tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement