Senin 14 May 2012 16:00 WIB

Duh..Kapal Bantuan Presiden tak Laik Melaut

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Hafidz Muftisany
Kapal Bantuan Presiden
Foto: antara
Kapal Bantuan Presiden

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejak diserahkan Gubernur Jawa Tengah pertengahan April 2012 lalu, empat kapal bantuan Presiden yang diserahkan pada nelayan Cilacap, praktis tak pernah digunakan melaut. Kapal tersebut hanya ditambatkan di tempat dermaga PPSC (Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap).

Terlebih setelah pada Jumat (4/5) lalu, kapal mengalami kerusakan cukup parah akibat dihantam gelombang pasang. Kemungkinan kapal bantuan ini akan mangkrak, semakin besar. ''Kapal itu tidak laik melaut. Kondisinya sangat ringkih,'' jelas Asyari (42), seoarang nelayan saat ditemui di dermaga PPSC, Senin (14/5).

Dia menyebutkan, ringkihnya kondisi kapal dapat dibuktikan saat terjadi gelombang pasang pada awal bulan ini. Saat itu, di dermaga PPSC ada ratusan kapal berbobot di atas 10 GT yang ditambatkan di dermaga tersebut. Namun yang mengalami kerusakan akibat hantaman gelombang pasang, hanya keempat kapal tersebut.

''Itu baru akibat hantaman gelombang di pantai yang tidak seberapa. Kalau di tengah laut, gelombangnya bisa lebih kuat lagi. Jadi bisa dibayangkan, apa yang terjadi bila kapal itu digunakan untuk melaut di tengah laut,'' katanya.

Terkait kondisi kapal yang dinilai tidak laik melaut ini, Ketua KUD Minosaroyo Untung Jayanto, mengaku pihaknya terpaksa menolak menandatangani perjanjian KSO (Kerja Sama Operasi) dengan pihak koperasi usaha bersama (KUBE) Cilacap yang mengelola kapal bantuan presiden tersebut.

Tadinya, kata Untung, KUD Minosaroyo memang akan mengadakan KSO untuk operasional kapal bantuan presiden. Dalam hal ini, KUD Minosaroyo akan menanggung biaya operasional kapal yang digunakan untuk melaut. ''Setelah melihat kondisi kapal, kami memutuskan untuk menolak melakukan KSO. Kondisi kapal terlalu beresiko untuk melaut,'' jelasnya.

Untung sendiri enggan mengomentari secara rinci tentang kondisi kapal bantuan presiden tersebut. Dia khawatir, kalau berkomentar rinci akan timbul anggapan bahwa dia berkomentar miring tentang kondisi kapal tersebut disebabkan karena KUD-nya tidak mememangkan tender.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement