REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membekali tim SAR dengan sarung tangan dan masker untuk mengevakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak.
"Tim SAR harus dilengkapi sarung tangan dan masker untuk perlindungan bagi anggota tim saat melakukan evakuasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tri Wahyu Harini di posko kesehatan tim SAR di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di Bogor, Senin.
Menurut Tri, sangat berbahaya terhadap kesehatan tim SAR bila mengevakuasi potongan jenazah dengan menggunakan tangan langsung.
Informasi di lapangan, tim SAR yang sudah terlebih dahulu diberangkatkan, mengumpulkan potongan-potongan jenazah menggunakan tangan langsung.
"Sangat tidak bagus bagi kesehatan. Potongan jenazah sudah tiga hari akan mengeluarkan berbagai bakteri. Ini yang harus dihindari, jangan sampai tim SAR sebagai ujung tombak evakuasi terserang kesehatannya," katanya.
Pihaknya sudah menyediakan ratusan sarung tangan dan masker yang dibagikan kepada anggota tim yang akan berangkat.
Pengendali Operasi, Letkol Fajar Nugraha, mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan untuk menyediakan sarung tangan dan masker untuk kelengkapan tim SAR.
"Sudah seharusnya tim SAR dilengkapi masker dan sarung tangan. Karena kenyataan di lapangan jenazah yang dikumpulkan dalam bentuk potongan-potongan, ini untuk menjaga metabolisme tubuh anggota SAR," katanya.
Ia mengatakan, tim SAR sudah diinstruksikan saat mengevakuasi jenazah harus menggunakan masker dan sarung tangan.
Berbagai ancaman penyakit dapat menyerang tim SAR bila dilihat dari kondisi di lapangan.
Sejumlah relawan dan anggota SAR mengaku mengumpulkan puing-puing pesawat dan potongan jenazah tanpa dilengkapi dengan sarung tangan.
"Kami tidak sempat membawa sarung tangan. Kami mengumpulkan potongan-potongan jenazah dengan tangan kosong, lalu memasukkannya ke kantong jenazah," kata salah satu relawan PMI yang ikut mengevakuasi jenazah.
Usai mengevakuasi jenazah, sejumlah relawan PMI tersebut meminta untuk diinjeksi tetanus ke posko kesehatan untuk mencegah serangan penyakit pascaevakuasi.