REPUBLIKA.CO.ID, Bekerja sama dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) yang diketui Okke Hatta Rajasa, KBRI Tokyo akan mengadakan pergelaran budaya menyambut musim semi di Jepang dengan nama Spring Cultural Event, bertema ‘Tenun: Handwoven Textiles of Indonesia’.
Bertempat di Wisma Duta, pergelaran ini akan menampilkan karya busana dari dua perancang ternama Tanah Air, yaitu Sebastian Gunawan dan Priyo Oktaviano. Adapun Hitomi Noda (istri Yang Mulia Yoshihiko Noda, Perdana Menteri Jepang) akan menjadi tamu kehormatan pada acara dimaksud, bersama Makiko Gemba (istri Yang Mulia Koichiro Gemba, Menteri Luar Negeri Jepang), Kiyoko Fukuda (istri Yang Mulia Yasuo Fukuda, Ketua Japan-Indonesia Association JAPINDA dan mantan Perdana Menteri Jepang), serta Komura Haruko (Presiden Asia Pacific Ladies Friendship Society, ALFS).
Priyo Oktaviano akan membawa koleksinya yang berbahan Tenun Bali, sedangkan Sebastian Gunawan akan menampilkan busana dari Tenun Garut, lengkap dengan koleksi untuk anak-anak.
Di samping fashion show, Spring Cultural Event juga akan menampilkan pameran tenun dari koleksi Ibu Negara, Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, serta karya tenun lainnya yang berasal dari seluruh Indonesia.
Di salah satu pojok pameran akan diperlihatkan tenun ikat Sumba, yang telah diusulkan Pemerintah Indonesia kepada UNESCO sebagai ‘warisan budaya tak benda’ (intangible heritage). Kehadiran tenun Sumba dalam Spring Cultural Event 2012 ini merupakan dukungan CTI terhadap pencalonan dalam UNESCO tersebut, serta bagi pelestarian tenun Sumba.
Pada bulan lalu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana mengusulkan tenun ikat Sumba sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO pada 2013. Dipilihnya tenun ikat Sumba karena tenun ini dianggap mewakili tradisi pertenunan Indonesia.
Selain itu, tenun ikat Sumba juga memiliki keunikan dan kekhasan pada proses pembuatan yang memakan waktu lama sebab mengandung nilai-nilai spiritual yang tinggi, dan pewarnaan yang menggunakan bahan alami.
Itulah alasan KBRI di Tokyo secara khusus memamerkan tenun ikat Sumba di Wisma Duta Tokyo ini dalam kerangka soft diplomacy agar usulan menjadi warisan budaya tak benda dapat diterima pencalonannya oleh UNESCO, ungkap Bianca Lutfi, istri Duta Besar Indonesia untuk Jepang, M. Lutfi.
Bagi Indonesia, acara ini sangat mendukung misi promosi melalui kerangka soft diplomacy. Kita pun tentu sangat bangga melihat Kain Tenun, sebagai salah satu warisan nasional, diterima sangat baik di luar negeri. Adaro Energy, Perusahaan Gas Negara, dan Garuda Indonesia, adalah perusahaan yang telah memberikan dukungan penuh bagi acara ini dan misi promosi yang diembannya.
CTI menilai masih besarnya peluang UNESCO untuk menerima tenun Sumba sebagai warisan budaya tak benda untuk mencegah kepunahan tenun ikat Sumba, sekaligus bermanfaat melindungi, melestarikan, mengembangkan, serta mampu memberikan manfaat dari segi pendapatan bagi masyarakat setempat.
CTI juga akan terus melakukan program pelestarian tenun Indonesia melaui penerbitan buku Tenun Indonesia, riset dan produksi ulang kain tenun Indonesia yang sudah langka, dan peragaan busana juga pameran busana tenun di luar negeri.