REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Minimnya pasokan air baku masih menjadi masalah di Kota Cimahi. Pemerintah daerah telah melakukan upaya, seperti menggandeng investor untuk membuat sumber air di wilayah setempat. Namun hasilnya, nihil.
"Kami belum memiliki solusi," kata Wali Kota Cimahi, Itoc Tochija, kemarin. Sejumlah investor yang sempat mengajukan kerjasama, menurut dia, mengundurkan diri karena menilai investasinya tidak menguntungkan. Keputusan itu mereka ambil seusai melakukan studi kelayakan (Feasibility Study).
Itoc mengatakan sebelumnya terdapat dua investor yang tertarik untuk menanamkan modal. Mereka berani berinvestasi lantaran hingga kini air baku Kota Cimahi masih disuplai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja. Diketahui, perusahaan tersebut diklaim milik Pemerintah Kabupaten Bandung, meskipun keberadaannya di Kota Cimahi.
Pasokan dari perusahaan air minum itu pun minim. Menurut Itoc, hanya 15 persen dari jumlah penduduk Kota Cimahi yang mendapat pasokan dari PDAM Tirta Raharja. Sementara sekitar 14 persen penduduk memasok air dari sumur-sumur yang tersebar di wilayah sekitar. Sisanya, masyarakat kesulitan mendapat air baku. "Kapasitasnya terbatas," ujarnya.
Hal itu juga yang menjadi alasan sejumlah investor membatalkan rencananya untuk berinvestasi. Mereka menganggap, investasi air baku di Kota Cimahi tidak menguntungkan karena harus mengeluarkan anggaran yang sangat besar.
Itoc mengatakan, pemerintah kotanya belum berani membentuk badan usaha yang mengelola air baku. Itu seperti upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat baru-baru ini. Sebab wilayah Kota Cimahi, menurut dia, belum memiliki titik potensial untuk sumber air baku.
Upaya yang tengah dilakukan, lanjut dia, hanya dengan sanitasi atau membina masyarakat untuk memanfaatkan keadaan. Itu seperti pemanfaatan pasokan air baku yang ada Kota Cimahi. Kesadaran warga terhadap upaya itu pun masih rendah. Karenanya, pemerintah setempat memberikan sanitasi dalam lingkup yang besar. "Setelah itu kami ciptakan sarana dan prasarana," kata Itoc.