REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI, Marzuki Alie menyampaikan duka citanya terhadap tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5) kemarin. Ia pun berharap agar seluruh keluarga korban diberikan ketabahan untuk menerima musibah ini.
"Inilah takdir. Karena dalam agama jelas ada jodoh, ada kematian, rezeki. Itulah takdir yang terjadi pada siapa saja," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/5).
Apalagi, jelasnya, Sukhoi bukan pabrikan baru. Pembuatan pesawat komersial itu pun dikerjakan para ahli. Sebelum Indonesia sudah ada tiga negara lain yang menggunakan pesawat itu. "Artinya tidak ada seorang pun yang mampu melawan takdir," sebut politisi asal Partai Demokrat itu.
Meskipun begitu, politisi 56 tahun itu menilai tetap harus diteliti sedalam-dalamnya penyebab kejadian itu. Apakah karena ada gangguan atau unsur teknis.
Tapi, Marzuki mengakui saat ini dirinya belum bisa memberikan pendapat sebelum investigasi keluar. "Saya yakin sudah dilakukan standar, tetapi ini sudah takdir," terang Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut.
Politisi berkacamata itu berpendapat, siapa saja bisa mengalami hal sama. Sepanjang aturan terpenuhi. Makanya, bisa dilihat apakah Indonesia merupakan negara pertama yang mengujicoba pesawat tersebut.
Karenanya, masih kata Marzuki, keputusan kembali pada perusahaan penerbangan yang akan membeli yang harus hati-hati untuk mendapat informasi yang lengkap. "Ini musibah untuk perusahaan itu. Menjadikan orang percaya dan takut, dan tidak mau membeli pesawat yang belum teruji dan meyakinkan. Masyarakat tidak akan naik pesawat yang diyakini tidak akan selamat. Tidak ada orang yang berspekulasi untuk mati," pungkas pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 6 November 1955 silam.