REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie menilai, usulan penggunaan metode konvensi untuk menetapkan capres partai adalah ide yang bagus. Pasalnya, metode itu dapat memberi ruang yang luas bagi tokoh yang berpotensi untuk ikut serta.
"Usulan (konvensi) ini bagus. Bisa saja nanti di dalam rapat majelis tinggi untuk membuka itu. Bisa saja," kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/5). Apalagi, jelas dia, Demokrat melihat ada orang di luar partai yang berkualitas. Makanya, harus diberikan ruang untuk itu.
Hanya saja, dalam menentukan capres dan wapres partai tetap akan mengacu pada AD/ART, yaitu melalui mekanisme majelis tinggi, sama dengan jabatan strategis lainnya. Dengan begitu, kata dia, pihaknya pun tak mau berandai-andai karena majelis tinggi belum melakukan rapat untuk itu.
"Terus terang, sampai saat ini SBY selaku ketua belum mengundang kita sebagai anggotanya untuk rapat dalam kaitannya pencalonan presidan dan wapres," papar Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut. Karena itu, masalah penetapan capres dan cawapres pun belum dibicarakan, apakah menggunakan konvensi, polling, atau metode lainnya.
Dikatakannya, dalam sejumlah pidato SBY disampaikan bahwa saat ini belum waktunya membicarakan capres dan wapres, metode atau seleksi. Jadi, siapapun yang bicara, itu urusan pribadi. "Kita sebagai negara demokratis, bebas bicara apa saja sebagai pandangan pribadi. Tapi institusi belum bicara," tutur dia.