REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sedikitnya 29 ton beras untuk kalangan masyarakat miskin (raskin) untuk Kota Depok, ditolak oleh warga dan dikembalikan langsung ke Badan Urusan Logistik (Bulog) saat pendistribusian. Kepala Seksi (Kasie) Ketahanan Pangan, PMKM Kota Depok, Emma Lidya membenarkan pengembalian tersebut.
Ia menjelaskan sampai dengan kwartal pertama di 2012, baru tiga kelurahan yang diketahuinya mengembalikan raskin berkualitas buruk. Dan dengan keluhan yang sama, yaitu warna beras yang terlalu kekuningan, berdebu dan berserbuk, juga mengeluarkan bau.
"Ini baru pertama kali terjadi ditahun ini, sebelumnya jika tidak pernah," kata Emma.
Ketiga kelurahan tersebut, lanjut Emma diantaranya, warga Kelurahan Grogol, Kelurahan Cianjur, dan Kelurahan Jatijajar. Ia mengatakan raskin tersebut awalnya dialokasikan untuk 1550 rumah tangga sasaran (RTS) di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Cilangkap sebanyak 127 RTS dengan alokasi raskin 16 ribu kilogram, Kelurahan Grogol 416 RTS dengan enam ribu kilogram, dan Kelurahan Jatijajar 407 RTS dengan kebutuhan enam ribu kilogram raskin.
"Jadi 29 ton yang buruk dan dikembalikan ke Bulog Cianjur," terang Emma.
Akan tetapi, sebagai dinas yang secara teknis bertanggungjawab dalam pendistribusian dan pengawasan raskin, Emma mengaku belum memiliki laporan resmi dari tiga kelurahan tersebut. "Lurah hanya menyampaikan melalui telepon," kata Emma.
Emma menghimbau agar kelurahan segera memberi laporan secara resmi mengenai penolakan warga tersebut. Pasalnya laporan secara resmi diperlukan Dinas PMKM agar raskin tersebut segera diganti dengan yang lebih baik. "Sampai saat ini, raskin tersebut belum dikirim ulang," kata Emma.
Saat ini Kota Depok, terdata tidak kurang dari 29 ribu RTS yang menerima raskin. Dengan tingkat kebutuhan raskin mencapai 450 ribu ton per tiga bulan. n C40