Selasa 08 May 2012 04:54 WIB

Waduh, Ribuan Calon TKI Serbu Universitas Ini, Ada Apa?

Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Ribuan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) dari berbagai daerah di Jatim dan sekitarnya "menyerbu" Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya.

Ada apa sebenarnya? Bukan, mereka berbondong-bondong datang untuk mendaftar bekerja ke Korea. "Pendaftaran calon TKI ke Korea dilaksanakan serentak pada empat kota yakni Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Di Surabaya, lokasinya di kampus Unitomo," kata Kasubdit Penyiapan Penempatan BNP2TKI Drs Ali Mansur Harahap MM.

Didampingi Rektor Unitomo Dr Ulul Albab, ia menjelaskan, pendaftaran berlangsung selama empat hari pada 7-10 Mei, lalu ujian akan dilaksanakan pada 16-17 Juni mendatang dengan lokasi ujian dilaksanakan di kampus setempat.

"Ujian dilaksanakan langsung oleh tim dari pemerintah Korea. Rekrutmen itu memang bagian dari kerja sama G to G (government to government/antarpemerintah) dan Indonesia untuk tahun ini diberi kuota 9.900 TKI," katanya.

Namun, ia memperkirakan pendaftar akan mencapai sekitar 20.000 orang dan khusus Jatim diperkirakan ada 7.000-an pendaftar. "Hari pertama saja, kami perkirakan ada 1.500-2.000 pendaftar," katanya.

Menurut dia, Korea untuk tahun ini membutuhkan 49 ribu tenaga kerja dari 15 negara, di antaranya Filipina, Thailand, Indonesia, Vietnam, Timor Leste, Myanmar, dan sebagainya. "Saingan kita adalah Vietnam," katanya.

Ia mengatakan, permintaan Korea secara "G to G" itu sudah berlangsung sejak tahun 2009 dengan syarat usia 18-39 tahun, pendidikan SMP/SMA (low skill), dan bisa berbahasa Korea. "Syaratnya mudah, tapi Bahasa Korea yang penting," katanya.

Oleh karena itu, ia menjamin bila bisa berbahasa Korea akan lulus tes. "Kalau sudah lulus, maka dia harus mengirimkan aplikasi ke BNP2TKI, lalu kami akan membuat 'list' untuk dipilih perusahaan Korea dan nantinya akan turun kontrak," katanya.

Bila kontrak sudah turun, katanya, calon TKI akan dilatih selama menunggu proses pemberangkatan ke Korea. "Umumnya, Korea membutuhkan TKI untuk bidang manufaktur dan perikanan, tapi perusahaan Korea juga bisa mencari 'skill' lain," katanya.

Hingga kini, katanya, 38 ribu TKI ada di Korea. "Dulu, Korea seperti negara lain mencari TKI secara langsung atau lewat swasta (PPTKIS), tapi sering bermasalah, lalu mereka menerapkan pola G to G sejak tahun 2009," katanya.

Secara terpisah, Rektor Unitomo Dr Ulul Albab menjamin pihaknya akan membantu mekanisme rekrutmen secara serius dan tidak akan mungkin ada tim panitia yang disusupkan dari luar Unitomo.

"Kami juga tidak ingin nama Unitomo dicoret, karena tidak dipercaya BNP2TKI atau pemerintah Korea. Kami justru memanfaatkan kepercayaan kali ini agar kami terus dipercaya BNP2TKI dan pemerintah Korea juga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement