Ahad 06 May 2012 16:37 WIB

Indonesia Surga Negeri Bermain

Rep: Asep Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Peserta berusaha mengendalikan layang-layang dari jenis tradisional (koang-koangan) saat festival layang-layang di kawasan Monas, Ahad (10/7).
Foto: Republika
Peserta berusaha mengendalikan layang-layang dari jenis tradisional (koang-koangan) saat festival layang-layang di kawasan Monas, Ahad (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permainan tradisional yang melimpah di bumi nusantara membuat Indonesia layak disebut sebagai negeri dan surga bermain. Namun demikian, Peneliti Mainan dan Permainan Tradisional, Mohamad Zaini Alif, mengatakan, Indonesia memang negeri bermain, namun bukan negeri main-main.

Zaini menjelaskan, Indonesia merupakan surga bagi permainan tradisional. Hal itu dibuktikan, ungkap dia, berdasarkan hasil penelitiannya. Dari penelitian itu, terungkap fakta bahwa bumi nusantara memiliki 890 jenis permainan tradisional.

Ragam jenis permainan itu, tutur Zaini, tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya, ujar dia, Jawa Barat memiliki 250 macam permainan, Lampung ada 50 jenis permainan, sedangkan Jawa Tengah terdapat 212 ragam permainan. Sisanya, ucap Zaini, terdapat di hampir semua provinsi di Indonesia.

Lebih lanjut, pria berusia 37 tahun itu menuturkan, permainan tradisional yang ada di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri sehingga menimbulkan keasyikan semata. Di dalamnya, menurut Zaini, memuat nilai-nilai sosial, intelektual dan spiritual yang dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh, sebut Zaini, permainan Congklak. Jenis permainan yang juga ada di Amerika, Afrika Selatan, Brazil, Inggris itu tidak hanya memindahkan sejumlah biji ke beberapa lubang yang telah disediakan. Menurut Zaini, ada konsep kearifan lokal yang hendak disampaikan leluhur Bangsa Indonesia melalui permainan itu.

"Jadi, Indonesia adalah negeri bermain yang serius, tapi bukan negeri main-main yang tak serius," tegas Zaini pada acara Mosaic 2012 di SMP Kanisius, Jakarta Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement