REPUBLIKA.CO.ID, Kabar ditolaknya Hidayat Nur Wahid menjadi khatib shalat Jumat di Masjid An-Ni`mah, Pulaupanggang, Kepulauan Seribu, dinilai Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Misbahul Munir, sebagai hal yang wajar. Sebab, saat ini Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rahcbini telah terdaftar sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Sehingga masyarakat setempat khawatir masjid digunakan untuk kepentingan politik tertentu dan kekuasaan.
"Masyarakat jangan disalahkan, tetapi politisi harus sadar jangan sampai atribut masjid dipakai untuk kepentingan politik. Masyarakat tidak suka itu, dan Allah juga tidak membenarkan itu," tegasnya.
Ia menilai, meskipun boleh menjadi khatib, kondisi tersebut tetap menimbulkan kecurigaan publik karena ini menjelang Pilgub DKI 2012. "Masjid jangan dijadikan alat politik. Selama ini masyarakat diam saja, padahal isu itu sudah lama berkembang," kecamnya.
Camat Kepulauan Seribuutara, Atok Bahroni Hidayat, mengaku tidak ada larangan dan instruksi darinya untuk menolak Hidayat Nur Wahid menjadi khatib. Bahkan, dari bupati sekali pun. "Kami malah mengamankan, karena beliau seorang pejabat dan calon Gubernur DKI Jakarta," ucap Atok.
Menurutnya, selain Hidayat, ada pasangan Alex Noerdin dan Nano Sampono juga melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al Falah Pulaukelapa. Mereka juga memberikan sambutan meski hanya 5 menit. "Logikanya mereka itu pejabat, mana mungkin kami larang. Justru kami bangga jika ada pejabat yang datang ke sini," ucapnya.
Bupati Kepulauan Seribu, Ahmad Ludfi menambahkan, pihaknya akan mengecek kabar penolaan tersebut. Sebab, ada sebagian warga yang menginginkan Hidayat menjadi khatib, dan sebagian lagi tidak. "Jadwal khatib di masjid sudah ada, dan tiba-tiba diganti orang lain, sehingga terjadi gesekan. Ini hanya salah paham saja," ungkapnya.
Informasi yang dihimpun, sebelum ke masjid yang berada di Pulaupanggang Hidayat-Didik membagikan sejumlah kaos, kerudung, pin dan stiker kepada warga Kepulauan Seribu. "Sebelumnya di Pulaukelapa sudah ada penempelan poster Hidayat-Didik di tiang listrik maupun rumah warga, dan itu sangat mengganggu karena terlihat kotor dan merusak pemandangan. Kini ada lagi pemasangan stiker yang juga cukup mengganggu," sesal Yani warga RW 05 Pulaukelapa.
Yani juga menyayangkan pasangan tersebut karena baru menjelang Pilgub DKI berkunjung ke Pulau Seribu. Padahal, Hidayat sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR RI. "Mungkin warga berfikir ada unsur kampanye, sehingga sempat ditolak di Pulaupanggang," tandasnya.