REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Jelang Hari Raya Waisak Tahun 2556 yang jatuh pada Ahad (6/5) mendatang, harga jeruk impor jenis ponkam dan santang melambung di Pulau Bali. Langkanya pasokan jeruk asal Cina itu membuat harganya menembus Rp 25 ribu per kilogram, padahal harga normal kedua jenis jeruk itu hanya sekitar Rp 10 ribu per kilogram.
"Ini kan mau Hari Raya (Waisak) pak, biasa harga buah-buahan melonjak," kata kasir 'Bali Buah', Arifin saat berbincang dengan Republika di Denpasar, Jumat (4/5).
Arifin mengatakan, pasokan jeruk impor belakangan memang berkurang, tapi kedua jenis jeruk itu masih ada di pasaran. Meroketnya harga kedua jeruk itu menurutnya disebabkan tingginya permintaan pasar.
Berdasarkan pantauan Republika, jeruk asal negeri Cina itu sudah menghilang di tingkat pengecer sejak sepekan terakhir. Bahkan di toko-toko minimarket moderen, jeruk impor sulit ditemukan. "Belum ada kiriman barang, belakangan suplai buah jeruk memang agak seret," ungkap Agus, karyawan sebuah minimarket di kawasan Monang Maning, Denpasar Barat.
Hal senada dikatakan Ni Ketut Sunarti, pedang buah di Pasar Badung, Denpasar. Ni Ketut mengatakan, harga jeruk dan buah-buahan pada umumnya naik turun, karena semuanya tergantung pasokan. Sebagai pengecer, kata Ni Ketut menerangkan, dirinya menjual jeruk sesuai dengan harga beli. Kalau harga beli naik, maka ia menjual dengan harga lebih mahal. Namun bila harga beli turun, ia juga menurunkan harga.
Namun Ni Ketut mengakui, sejak sepuluh hari terakhir harga jeruk impor terus naik. "Awalnya harga ecerannya berkisar Rp 13 ribu sekilo, terus naik jadi Rp 17 ribu, Rp 20 ribu dan Rp 25 ribu," katanya menuntaskan.