Kamis 03 May 2012 21:32 WIB

"Belum ada Menteri di KIB Jilid II yang Negarawan"

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur lembaga kajian Negarawan Center, Johan O Silalahi, menilai para menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II belum ada yang memperlihatkan sikap dan jiwa kenegarawanan. Sikap seorang negarawan itu, ujar Johan di antaranya menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok maupun partai.

"Para menteri kabinet itu juga tidak memperlihatkan kemampuan prima dalam memimpin, sehingga tidak muncul calon pemimpin negara yang mumpuni dari menteri kabinet," ujarnya.

Dia menyayangkan mengapa panggung politik di KIB II ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para menteri untuk memperlihatkan kemampuan, kepemimpinan, dan sikap kenegawanannya sebagai penyelenggara negara.

"Karenanya saya bertanya-tanya, apakah kemampuan para menteri memang hanya sebatas pembantu presiden saja atau karena kesalahan presiden dalam memilih pembantunya," ujarnya.

Johan yang juga juga Ketua Koordinasi Polhukam di Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini mengatakan, idealnya kandidat presiden mendatang muncul dari tokoh yang kini duduk sebagai menteri. Hal itu bisa terjadi apabila figur yang dipilih presiden adalah menteri yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pemimpin, bukan sekadar pembantu presiden yang menjalankan program kementeriannya.

"Memang ada menteri kabinet yang menyatakan siap menjadi capres.Ada juga yang berusaha menempatkan diri sebagai bakal calon. Namun menurut saya, tidak ada satu pun yang memiliki kualifikasi sebagai capres," katanya.

Para anggota kabinet saat ini, Johan menilai, selain tidak manunjukkan kualitas yang menonjol, menteri yang berasal dari partai atau didukung partai cenderung memanfaatkan posisi dan jabatan untuk kepentingan partai.

"Jadi koalisi partai itu hanya membagi kekuasaan dan terbukti kurang efektif. Sebab partai koalisi kerap melawan kebijakan pemerintah," tutur Johan.

Dengan demikian, menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi presiden mendatang untuk memilih para menterinya yang mempunyai kemampuan dan kapasitas kepemimpinan yang mumpuni. Dari?sana?diharapkan lahir pemimpin dengan jiwa dan sikap kenegarawanan yang tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement