REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Survei masih dijadikan pegangan partai-partai politik dalam menjaring calon presidennya masing-masing. Tak terkecuali Partai Demokrat. Bahkan, partai berlambang Mercy ini akan menjadikan hasil survei sebagai pertimbangan utama.
"Majelis tinggi akan mempertimbangkan hasil poling. Akan dipertimbangkan juga aspirasi internal partai. Baik DPC maupn DPD hingga DPP. Itu sah-sah saja, tapi semua akan diperhatikan majelis tinggi," kata Ketua DPP Partai Demokrat, Umar Arsal ketika dihubungi, Kamis (3/5).
Ia menjelaskan, secara mekanisme, penentuan capres ada di tangan majelis tinggi partai. Makanya, seluruh kader pun mempercayakan seluruh urusan soal capres kepada majelis tinggi.
Termasuk mengenai kesepakatan mengenai calon dari luar partai. Serta metode penentuan capres. Apakah akan menggunakan konvensi terbuka atau ada mekanisme yang lain.
Mengenai permintaan DPD Sulawesi Selatan yang mendorong Jusuf Kalla (JK) sebagai capres partai, Umar mengatakan, membuka pintu selebar-lebarnya. Apalagi hingga saat ini, popularitas JK di masyarakat dalam survei tetap tinggi. Karena DPP akan menerima sepenuhnya keputusan majelis tinggi.
"Banyak figur-figur dari luar, kita terima apa pun. Figur seperti JK bisa masuk. Karena memang diprioritaskan kader, tapi tidak menutup kemungkinakan di luar kader," papar anggota Komisi V DPR tersebut.