REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON--Aktivitas kegempaan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, kembali meningkat setelah meletus pada Selasa (1/5).
"Kami perkirakan frekuensi kegempaan yang terekam sekitar 250-300 kali. Peningkatannya terjadi sejak tadi pagi pukul 07.00 WITA," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina di Manado, Rabu.
Dia menambahkan, apabila tidak terjadi penurunan kegempaan, peluang terjadi letusan sangat memungkinkan.
Apalagi, kata dia, akumulasi suplai energi masih terus berlangsung dan belum berhenti. "Kami berharap ada penurunan aktivitas kegempaan sehingga tidak diikuti dengan letusan," ungkapnya.
Dia menambahkan, petugas pos pengamatan gunung api terus memberikan laporan berkala kepada PVMBG Bandung dan tidak dikeluarkan rekomendasi untuk menaikkan status Gunung Lokon ke awas level IV.
"Statusnya masih siaga level III. Tidak dinaikkan. Begitupun dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan tidak diperluas," katanya.
Dia berharap, warga yang berada di radius bahaya dapat mematuhi rekomendasi PVMBG Bandung karena sangat berbahaya bila terjadi letusan.
"Lontaran material pijar bisa saja menjangkau radius bahaya yang ditetapkan. Karena itu kami berharap warga bersiaga," ungkapnya.
Gunung Lokon pada Selasa (1/5) pukul 11.55 WITA kembali meletus setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan sejak 25 April 2012.
Sehari sebelumnya, 24 April 2012, Gunung Lokon meletus dan turut dipantau Kepala PVMBG Bandung Surono dan Direktur Tanggap Darurat BNPB Tri Budiarto.