REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Maskapai penerbangan mengaku kelebihan kapasitas di Bandara Soekarno Hatta berdampak pada kurang optimalnya layanan ke penumpang. Vice President Corporate Communications PT Garuda Indonesia Pujobroto mengaku hal ini berpengaruh pada penerbangan terutama di saat pick hour (jam sibuk).
"On time performance (ketepatan penerbangan) sulit dilakukan," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (2/5). Karena frekuensi penerbangan yang tumbuh signifikan namun infrastruktur yang tidak memadai, pesawat kerap antre untuk terbang dan mendarat.
Ini akhirnya, kata Pudjo, sering menyebabkan keterlambatan. “Yang terbang terlambat hingga 15 menit, yang mendarat harus menunggu (holding) sampai 20 menit,” jelasnya.
Ia mengaku tak jarang hal ini juga menyebabkan beban biaya menjadi meningkat. Pasalnya, mau tak mau, jumlah bahan bakar harus bertambah karena ada tambahan waktu.
Pergerakan pesawat ke landasan juga terganggu. Pergerakan pesawat yang memakan waktu 40 detik mundur hingga menjadi tiga menit. "Karenanya kita harapkan penambahan penumpang ini, diimbangi dengan peningkatan infrastruktur," ujarnya.