Selasa 01 May 2012 15:46 WIB

Ketua BNP2TKI Pimpin Aksi Buruh Hari Ini

Rep: M Akbar/ Red: Hafidz Muftisany
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat
Foto: Antara
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat turut merayakan peringatan Hari Buruh se Dunia atau Mayday, Kamis (1/5) di Jakarta. Ia juga memimpin long march ribuan buruh dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Menurut Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gaspermindo, Bambang Eka, sekitar 6.000-7.000 massa buruh terlibat dalam long march Mayday yang dipimpin Kepala BNP2TKI dan Ketua Umum SPN Bambang Wirahyoso.

Gaspermindo, lanjut Bambang, mengerahkan sebanyak 1.200 massa pada Mayday di Jakarta kali ini. Jumhur saat ditemui di Tugu Proklamasi seusai memimpin long march tersebut, mengatakan keikutsertaannya dalam Mayday untuk memberi semangat perjuangan kaum buruh di tanah air, dengan memberi dukungan terhadap aksi buruh secara langsung di lapangan.

Ia menambahkan, perjuangan buruh di Indonesia semakin memberi harapan keberhasilan, seperti adanya kebijakan pemerintah di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang memberi fasilitas pembangunan rumah murah untuk buruh serta menetapkan penghasilan pekerja tidak kena pajak sampai Rp 2 juta, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.

"Di samping itu, adanya putusan Mahkamah Konstitusi pada awal tahun ini, yang telah membatalkan outsourching atau sistem kerja kontrak sehingga memerlukan segera rumusan konkret pelaksanaannya, setidaknya melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar keberadaan buruh terlayani kesejahteraannya," jelas Jumhur.

Jumhur juga menyatakan gembira karena di Indonesia sudah disahkan Undang-undang Pengesahan (Ratifikasi) Perlindungan Buruh Migran dan anggota keluarganya melalui keputusan Sidang Paripurna DPR RI beberapa waktu lalu, yang menjadi konvensi Organisasi Buruh se Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni ILO (International Labour Organization) tahun 1990 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement