REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI-Uji coba contra flow atau sistem lalu lintas berlawanan arah di tol dalam kota Cawang-Slipi ternyata belum bisa mengurai kemacetan lalulintas di jalan arteri di sepanjang jalur tol tersebut.
''Contra flow tidak berpengaruh terhadap kepadatan lalulintas di jalan arteri di samping tol dalam kota,'' ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Dwi Sigit Nurmantyas, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (1/5).
Sistem conta flow mulai diberlakukan Selasa (1/5) dan berlaku pada setiap hari kerja mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Dalam penerapan sistem itu, satu dari tiga jalur di tol arah Semanggi menuju Cawang dipakai untuk arus kendaraan yang berlawanan dari arah sebaliknya.
Saat sistem ini diberlakukan, kendaraan dari arah Cawang-Semanggi diarahkan masuk ke jalur lawan arus melalui bukaan di kilometer 3+050. Kemudian, pengguna jalan memiliki dua opsi untuk masuk ke jalur normal lagi melalui bukaan di kilometer 7+150 atau kilometer 8+600.
Dwi mengutarakan, sistem berlawanan arah memang ditujukan untuk mengurai kemacetan di tol dalam kota sekitar wilayah Tegal Parang, Jakarta Selatan. Pasalnya, pada titik tersebut selalu menimbulkan antrian panjang kendaraan karena terdapat penyempitan jalan serta merupakan pertemuan arus kendaraan dari arah Cikampek, Jagorawi, dan Tanjung Priok.
''Dengan mengurai kemacetan di dalam ruas tol di titik kemacetan itu, kami berharap pengendara yang masih menggunakan jalan arteri bisa memilih melalui tol karena sudah lancar,'' harapnya.
Diungkapkannya, dampak dari penerapan contra flow yang belum tersosialisasi dengan baik, membuat masih banyak penggendara menggunakan jalan arteri. Sehingga, pengendara masih melewati Jalan Gatot Subroto dan MT Haryono di sisi tol dalam kota.