REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ratusan buruh telah memenuhi Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk memperingati hari Buruh Internasional pada Selasa (1/5) sejak pukul 07.00.
Mereka datang dari berbagai daerah seperti Cikarang, Bekasi, Serang, Jawa, Yogyakarta dan Jabodetabek. Para buruh ini tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FPMSI), Serikat Pekerja Nasional (SPN), Konvederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konvederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Jaringan Nasional Advokasi Pembatu Rumah Tangga (Jala PRT).
Mereka menyuarakan tuntutan yang hampir sama. Tuntutan yang disuarkan diantaranya stop union busting (pemberangusan serikat pekerja), buruh kontrak dan outsourching, serta pensejajaran antara pengusaha dengan buruh. Sementara itu, dari KSPSI, Jala PRT, KSBSI khusus menyuarakan hak para PRT.
Dalam tuntutan KSPSI, Jala PRT, KBSSI mendesak pemerintah dan DPR untuk segera membahas dan mensahkan UU Pembantu Rumah Tangga, hak PRT harus segera dipenuhi.
Prihanani dari KSPSI mengatakan UU PRT ini telah masuk ke DPR dan mengalami penolakan sebanyak dua kali. “Alasan penolakannya karena UU ini dianggap tidak penting” ujar Prihanani pada (1/5).
Dalam demo itu, mereka membawa spanduk, bendera. Ada pula buruh yang berkonvoi dengan motor dari Istana hingga Bundaran HI .
Selain berorasi para buruh juga mendengdangkan lagu dangdut berjudul “iwak peyek” untuk menghibur teman-temannya yang lain.
Pantauan Republika pada pukul 08.00, tidak ada pengalihan arus lalu lintas di sekitar Bundaran HI. Lalu lintas ramai lancar. Sementara itu, angkutan umum seperti kopaja dan bus transjakarta juga tidak dialihkan. Polisi terlihat mengatur lalu lintas. Selain mengerahkan polisi, hari ini puluhan satuan polisi pamong praja juga telah disiagakan di dekat Bundaran HI.