REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pihak PT Trigana Air Service mengakui saat ini armada yang dimiliki perusahaannya, khususnya pesawat jenis 'twin otter' terbatas. Sehingga mereka lebih mengutamakan melayani rute perintis.
"Pesawat 'twin otter' milik Trigana saat ini lebih mengfokuskan pada layanan perintis di Papua, karena kami sudah menandatangani kontrak dengan pemerintah (setempat)," jelas 'Sales Manager' PT Trigana, Murwantoro di Jayapura, Senin malam.
Dikatakan, telah menjadi kewajiban dari perusahaannya untuk menyiapkan armadanya melayani rute perintis tersebut, sehingga pihaknya belum dapat memastikan kapan dapat menerbangi jalur lainnya, termasuk ke Mulia (sebagaimana diharapkan beberapa kalangan).
Disebutkan, PT Trigana memiliki tiga pesawat jenis 'twin otter', namun yang beroperasi hanya dua setelah satu pesawat mengalami kerusakan setelah ditembak kelompok bersenjata di Mulia, 8 April lalu. Kedua armada itulah yang saling mendukung dalam melayani rute perintis di Papua, sehingga pihaknya belum bisa membuka jalur ke Mulia.
Mereka khawatir, bila salah satu dari kedua pesawat 'twin otter' itu mengalami kerusakan, perusahaan tidak bisa melayani rute perintis yang menjadi tanggung jawab Trigana.
"Bila itu terjadi, perusahaan akan terkena penalti sesuai ketentuan yang berlaku," jelas Murwantoro.
Ketika ditanya tentang masuknya pesawat 'twin otter' Trigana ke Mulia, Senin (30/4), Murwantoro mengakuinya. Namun ia mengatakan pesawat itu untuk membawa empat orang mekanik Trigana, guna membenahi kondisi pesawat yang rusak di sana.
"Mereka saat ini sedang mengecek kondisi pesawat, karena di sejumlah badan pesawat terdapat lubang bekas tembakan," kata Murwantoro.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penembakan terhadap pesawat 'twin otter' Trigana itu mengakibatkan salah seorang penumpangnya tewas tertembak.