REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Sekitar 5.000 buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tangerang Raya akan ke Jakarta pada hari Selasa untuk ikut memperingati Hari Buruh se-Dunia atau "May Day" guna berorasi menuntut kesejahteraan.
"Kami meminta pemerintah menghapus kebijakan yang merugikan para buruh," kata Ketua Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Rideh Hatam, Selasa.
Rideh Hatam mengatakan, selama ini kehidupan buruh belum sejahtera karena banyak perusahaan yang menggaji di bawah standar upah minimum kota (UMK).
Selain itu juga buruh menuntut untuk dihapuskan sistem tenaga kerja kontrak atau outsourcing.
Karena itu, kata dia, sekitar 5.000 buruh Tangerang akan bergabung dengan buruh se-Jabotabek di Jakarta untuk turun ke jalan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat. Mereka menuntut pemerintah menghapus gaji murah dan tenaga kerja kontrak.
"Kami berharap dengan Hari Buruh se-Dunia menjadikan momentum untuk perbaikan kesejahteraan buruh," katanya.
Tanpa kekerasan
Ia juga mengatakan, aksi turun ke jalan menggelar orasi di sejumlah lokasi di Jakarta, di antaranya di Bundaran Hotel Indonesia.
Saat ini, mereka para buruh dari 80 unit kerja berkumpul di sekitar kawasan Tol Bitung untuk bertolak ke Jakarta. "Kami menjamin aksi turun ke jalan secara damai dan tertib tanpa kekerasan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) Tangerang, Koswara mengatakan, mereka pekerja yang akan bertolak ke Jakarta menuntut kesejahteraan, karena selama ini perusahaan masih mengabaikan hak-hak para buruh tersebut.
"Kami minta tuntutan para buruh itu dapat direalisasikan pemerintah," jelasnya.
Koswara menegaskan pihaknya menjamin peringatan "May Day" berjalan tertib dan damai tanpa anarkisme. Sebab aksi damai merupakan komitmen buruh dan sudah berkordinasi dengan aparat kepolisian.