Selasa 01 May 2012 06:06 WIB

Butuh Perhatian, Bocah 3,5 Tahun Ini Mengidap Hydrocephalus

Rep: mgRol4/mgRol5/ Red: Heri Ruslan
Anargia Adillah bocah berusia 3,5 tahun yang mengidap penyakit  hydrocephalus
Foto: mgRol04/mgRol05
Anargia Adillah bocah berusia 3,5 tahun yang mengidap penyakit hydrocephalus

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Akibat terserang virus toxoplasma seorang bocah berusia 3,5 tahun yang bernama Anargia Adillah, putri dari pasangan Azwar Anas dan Puspita mengalami pembesaran pada kepala atau hydrocephalus.

Himpitan ekonomi yang dialami keluarga ini  membuat bocah yang bertempat tinggal di Gg Lopis, Kebon Pedes-Tanah Sareal Bogor, Jawa Barat itu kurang mendapat perawatan yang layak. Pihak keluarga pun hanya dapat berpasrah diri dan memberikan pengobatan semampu mereka.

Banyak faktor yang menyebabkan penyakit hydrocephalus. Dalam masa kehamilan, seorang ibu membutuhkan asupan nutrisi yang lengkap mulai dari kandungan kerbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin,  namun bagi keluarga Azwar kebutuhan asupan nutrisi sang istri tidak dapat dipenuhi dengan baik.

Profesi Azwar sebagai seorang supir serep dengan berpenghasilan tak tentu membuat keluarganya kesulitan walau hanya untuk makan sesuap nasi.

“Kelahiran bayi yang mengidap penyakit hydrocephalus memiliki perbandingan 1:500 angka kelahiran. Faktor yang bereperan lebih condong karena virus/bakteri serta nutrisi yang dikonsumsi sang ibu,” ujar ahli gizi RS Azra, Uswatun Hasanah kepada Republika Online (ROL). 

Kejanggalan yang dirasakan Puspita terasa sejak masa kehamilan. Puspita mengalami sesak nafas pada umur kehamilan 6 bulan, namun bidan puskesmas mengatakan padanya bahwa itu adalah gejala biasa yang dirasakan sang ibu pada saat mengandung.

Lambat laun hal ini terasa aneh, kehamilan dari anak pertama ke yang kedua mengalami perbedaan. Ternyata setelah diperiksa pasca pecah ketuban, sang bayi menderita penyakit hydrocephalus. Pengobatan terus dilakukan, pihak keluarga meminta bantuan dari berbagai pihak untuk penyembuhan sang buah hati. Meski sulit, keluarga tetap berusaha memberikan perawatan yang terbaik agar buah hatinya dapat disembuhkan.

Operasi untuk penyembuhan bocah yang sering disapa Aisyah ini telah dilakukan dua kali, namun daya tahan tubuh sang bocah menolak kehadiran santing sebagai alat bantu pengeluaran cairan.

Kian hari kepalanya terus mengalami pembesaran hingga sekarang mencapai 20kg. Pembesaran kepala yang terjadi disebabkan tidak berfungsinya sistem penyerapan cairan oleh jaringan tubuh sehingga cairan tersebiut menumpuk pada kepala.

“Saya ikhlas dengan kondisi anak saya saat ini. Allah tidak akan memberikan cobaan pada hambanya bila hambanya tidak dapat melewatinya”, ujar ibu kandung dari Anargia Adillah, Puspita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement