Senin 30 Apr 2012 17:37 WIB

Jubir Wapres Soal Azan: Tolong Jangan Dipolitisir

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Seorang muazin saat mengumandangkan azan di salah satu masjid di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Seorang muazin saat mengumandangkan azan di salah satu masjid di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seputar berkembangnya isu azan di masyarakat, Jubir Wapres, Yopie Hidayat, menolak berkomentar. Alasan Yopie, isu tersebut dipolitisasi pihak-pihak tertentu yang tidak menyukai Wapres Boediono.

"Saya menolak berkomentar terkait isu tersebut," kata Yopie saat dihubungi Republika, Senin (30/4). Pernyataan terkait pengunaan speaker di masjid-masjid tersebut, ujarnya, hanyalah sebatas saran Boediono agar didiskusikan.

Sebelumnya Yopie meminta semua pihak tidak mempolitisir pidato Wapres Boediono saat membuka Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke-6 di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (27/4) pagi.  "Tolong pernyataan tersebut jangan dipolitisir. Dilihat lagi konteks pernyataan tersebut. Boediono hanya memberi  usul agar dimusyawarahkan," kata Yopie.

Dalam pidatonya Jumat tersebut, Boediono memberi masukan kepada DMI agar membahas persoalan pengaturan penggunaan speaker di masjid-masjid.

"Dewan Masjid Indonesia kiranya juga dapat mulai membahas, umpamanya,  tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid. Kita semua sangat memahami bahwa azan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban sholatnya. Namun demikian,apa yang saya rasakan barangkali juga dirasakan oleh orang lain, yaitu bahwa suara azan yang terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke sanubari kita dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke telinga kita," kata Boediono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement