Jumat 27 Apr 2012 15:53 WIB

Buruh Surabaya Gelar Aksi Tolak Outsorcing

Rep: Agus Raharjo/ Red: Hazliansyah
Buruh melakukan long march dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka saat berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM. (ilustrasi)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Buruh melakukan long march dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka saat berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Surabaya -- Hari Buruh Internasional masih akan diperingati Selasa (1/5) nanti. Namun, ratusan buruh sudah gencar menggelar aksi menuntut haknya.

Di Surabaya, aksi sudah dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) selama dua hari ini. Kali ini, KSPI bergabung bersama Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menggelar aksi menolak sistem outsourcing yang sudah banyak diterapkan oleh perusahaan Indonesia.

Penanggungjawab aksi, Andik Sugondo mengatakan, sistem outsourcing merupakan sistem yang menindas kaum buruh. Dengan sistem itu, perusahaan dapat leluasa membatasi hak pekerja karena pekerja terikat dibawah perusahaan outsourcing yang menaunginya. Tidak akan ada jaminan pada kehidupan buruh di hari tua. Jika sudah tidak produktif, perusahaan tak bertanggungjawab dengan hari tua karyawan.

"Sebagai buruh kami akan menyerukan untuk menolak sistem outsourcing pada buruh," katanya, Jum'at (27/4).

Aksi yang diikuti berbagai aliansi ini menggelar orasi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Massa mulai berkumpul dan berorasi sekitar pukul 10.30 WIB. Aksi sempat berhenti ketika tiba waktu menunaikan Sholat Jum'at.

Aksi kemudian dilanjutkan lagi mulai pukul 12.45 WIB. Hingga sekarang pukul 14.30 WIB, ratusan buruh masih bertahan di depan Grahadi dengan kawalan ratusan aparat kepolisian.

Perwakilan buruh menggelar audiensi dengan pejabat terkait di Grahadi. Usai audiensi, perwakilan buruh Khamim Tohari mengungkapkan, pihaknya dikecewakan lagi terkait tuntutan buruh. Alasannya, kata Khamim, adalah pelemparan wewenang dari pihak-pihak pemerintah.

"Audiensi hari ini tidak menghasilkan apa-apa karena mereka hanya saling lempar wewenang," kata dia ditemui wartawan.

Untuk itu, aliansi buruh ini akan menggelar aksi yang lebih besar lagi pada 1 Mei nanti. Rencananya, mereka akan menutup jalan Gubernur Surya yang merupakan ruas jalan padat di Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement