REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menduga ledakan yang terjadi di SPBU Palmerah, Kamis (26/4) diakibatkan residu bahan bakar yang masih ada di sekitar tanki penyimpanan bensin. Untuk memastikan hal itu, polisi tengah menunggu hasil pemeriksaan dari Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, menyatakan, kejadian bermula saat dua orang pekerja lepas sedang mengadakan perbaikan atas pipa penutup tanki. Mereka memulai pekerjaan setelah tanki dikosongkan dan dinyatakan telah siap untuk dilakukan pekerjaan di sana.
Setelah kepastian itu ada, seorang pekerja atas nama Saimin (40 tahun) turun ke dalam tanki penyimpanan bensin untuk melakukan pengelasan terhadap pipa penutup tanki. Sedangkan seorang rekannya, Deden Hermawan (40), menunggu di atas guna membantu penyediaan alat untuk Saimin yang berada di dalam tanki.
Ketika Saimin berada di dalam, dia langsung memulai perbaikan pipa dengan menyalakan las listirk yang dia bawa. Tidak lama setelah alat las menyala, sebuah ledakan terjadi hingga mengakibatkan Saimin terlempar ke luar tanki.
Akibatnya, Saimin meninggal dunia di lokasi kejadian dengan kondisi luka yang mengenaskan. Sementara itu, seorang rekannya yang bernama Deden mengalami luka bakar dan langsung dibawa ke rumah sakit RSAL Mintoharjo. Di sana, Deden, menjalani perawatan dan nyawanya masih bisa diselamatkan.
Atas kejadian itu, Rikwanto menduga, ledakan hebat itu terjadi ditengarai karena ada residu bahan bakar yang tersisa di sana. Untuk memastikan hal tersebut, Rikwanto menyatakan, polisi telah meminta Puslabfor guna meyakinkan dugaan itu.
"Oleh sebab itu, polisi tengah mendalami dugaan residu yang akan mengarah kepada tindak kelalaian itu," ungkap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya