Jumat 27 Apr 2012 13:36 WIB

Survei: 96 Persen Warga Yogya Tolak Kenaikan BBM

Rep: Yoebal Rasyid/ Red: Hafidz Muftisany
BBM Bersubsidi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
BBM Bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- 96 Persen dari 4.000 responden dalam jajak pendapat yang dilakukan LSM Komite Rakyat Bersatu di Yogyakarta menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

Selain itu, 96 persen dari responden itu juga menyetujui adanya aksi-aksi turun ke jalan untuk menolakan kenaikan harga BBM dan untuk menuntut pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok.

Koordinator Komite Rakyat Bersatu, Zuley, menyebutkan jajak pendapat itu dilakukan terhadap perwakilan komunitas di sekitar Jl Malioboro, seperti juru parkir, pedagang kaki lima, pedagang makanan serta juga pengemudi becak dan delman.

Selain di Jl Malioboro, jajak pendapat juga dilakukan di sejumlah buruh dan mahasiswa. Jajak pendapat ini dilakukan selama lima hari, tanggal 22-25 April lalu. ''Hasil jajak pendapat ini menyakinkan kami, bahwa apa yang kami lakukan selama ini turun ke jalan menolak rencana kenaikan BBM bersubsidi setidaknya mendapatkan simpati masyarakat,'' tutur Zuley.

Ia dihubungi saat bersama sekitar 30 aktivis KRB menggelar aksi di depan Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Jumat (27/04). Dijelaskannya juga, 44 persen dari responden tersebut setuju bila pemerintah menasionalisasi industri energi dan tambang yang  kini dikuasai oleh investor asing.

Di sisi lain, kata dia, hanya 21 persen dari responden tersebut yang setuju bila pemerintah memperbesar anggaran negara untuk mensubsidi kebutuhan utama rakyat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement