Kamis 26 Apr 2012 15:12 WIB

Kostrad vs Brimob, Anggota Kostrad Meninggal

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Heri Ruslan
Korban meninggal dunia (ilustrasi)
Foto: www.123rf.com
Korban meninggal dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Anggota Kostrad Batalyon Infanteri 221 Gorontalo, Prada Firman yang menjadi korban dalam bentrok antara satuan Brigade Mobil (Brimob) dan anggota Kostrad TNI AD di Gorontalo, Sabtu pekan lalu, akhirnya meninggal dunia. Firman tutup usia pada Kamis (26/4) sekitar pukul 05.00 WITA setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit (RS) Alio Saboe, Gorontalo.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Infanteri Pandji Suko Hari Jhudo mengungkapkan, korban berencana akan disemayamkan di kampung halamannya, yakni Bone, Makassar. "Firman sebelumnya terkena luka tembak peluru tajam di lengan sebelah kiri dan tembus ke ketiak," ungkap Pandji pada saat temu wartawan, Kamis (26/4).

Dalam catatan pihaknya, kronologi kejadian berawal pada Sabtu (21/4) sekitar pukul 22.00 WITA. Saat itu, empat anggota unit 221 sedang merayakan acara ulang tahun. Pada acara tersebut, juga dihadiri sebanyak 30 orang yang berasal dari satu unit dan berkumpul di Taman Kota Limboto, Gorontalo.

Di saat bersamaan, sebuah truk dinas milik Brimob yang sedang melaksanakan patroli melintas di are 221. "Tidak ada anggota Kostrad yang melakukan pelemparan," kata Pandji.

Kemudian, lanjut dia, sekitar pukul 23.00 WITA, ada sebuah truk yang datang dari arah Polres Limboto dan berhenti di area Taman Limboto. Orang yang turun, diketahui membawa senjata laras panjang berisi peluru tajam dan karet. Mereka, kata Pandji, melontarkan tembakan ke arah anggota Kostrad.

Mengetahui dilontarkan peluru, para anak buah Pandji lantas melarikan diri. Saat itu, kata dia, dua anggota Kostrad tertembak.

Setelah beberapa jam kemudian, atau pada (22/4) sekitar pukul 00.10 WITA, ketika anggota 221 berencana untuk pulang setelah melaksanakan tugas, namun sejumlah anggota Brimob melakukan penghadangan. Menurut Pandji, ketika itu anak buahnya harus menerima berondongan senjata. "Akhirnya enam anggota kami luka tembak. Salah satunya adalah Firman," kata dia.

Pandji merinci, Prada Firman, Prada Apriadi, Prada Marunda, dan Prada Adrian Rombe harus terkena peluru tajam. Sementara sisanya, Prada Tiflif dan Prada Abdul Rahim terkena peluru karet. Karena itu, pihaknya menganggap peristiwa yang terjadi di Gorontalo adalah bukan sebuah bentrokan.

Hal itu karena TNI merasa menjadi pihak yang pasif. Menurut Pandji, sebuah bentrokan  dapat dikatakan jika terdapat perlawanan di dalamnya. Tapi, sambung dia, TNI tidaklah bersenjata dan juga tidak menggunakan pakaian militer ketika insiden itu terjadi.

"Ini bukan bentrokan, tapi anggota kita ditembak oleh anggota Brimob Gorontalo,'' tegas Panji.

 

Menurut Pandji, Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo telah menginstruksikan agar tidak ada aksi balas dendam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement