REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Rektor Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Prof Dr Sri Darma menilai mahasiswa sebelum era reformasi lebih cerdas, lebih teliti, dan berkemauan keras untuk belajar.
"Lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi setelah masa reformasi dari segi mutu kemampuan intelektualitasnya mengalami kemerosotan," katanya di Denpasar, Kamis (26/4).
Menurut dia, semua itu mempunyai kaitan erat dengan cara pandang siswa bahwa jenjang pendidikan yang ditempuhnya dengan sasaran cepat lulus tanpa memperhatikan mutu dan proses tahapan pendidikan yang ditekuninya.
"Padahal proses pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA sangat ditentukan oleh aktivitas belajar-mengajar sehari-hari, bukan nilai tertinggi dalam pelaksanaan ujian nasional (UN)," katanya menambahkan.
Ia mengemukakan bahwa proses pendidikan dalam berbagai jenjang pendidikan yang dihasilkan, mutunya jauh lebih baik pada era sebelum reformasi dibanding setelah reformasi.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir setelah penyelenggaraan UN, semua pihak, mulai dari siswa, masyarakat, dan guru hanya mengejar nilai tertinggi dan persentase kelulusannya mencapai 100 persen.
Sri Darma menilai bahwa hal itu hanya bersifat semu karena tanpa diimbangi proses pendidikan yang baik dalam aktivitas keseharian.
"Pemerintah melaksanakan UN sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan secara nasional, bukan meraih nilai tertinggi saat UN," katanya.