REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterbatasan ekonomi memaksa seorang anak SD menyanyi di kafe malam. SA (15) seorang anak kelas enam SD Negeri di Jakarta Utara terpaksa melakukan hal tersebut untuk membantu orang tuanya.
Saat berkunjung ke rumahnya, orang tua SA, Aminah (36) mengatakan, sekitar sepuluh hari SA menyanyi di kafe malam. SA mengikuti jejak orang tuanya yang berprofesi sebagai pengamen. Penghasilan dari bernyanyi SA mendapatkan sekitar Rp 30 ribu - Rp 50 ribu sehari.
SA mengaku kasihan melihat orang tuanya mengamen yang hanya mendapatkan sekitar Rp 30 ribu. "Saya mau bekerja bantu orang tua, hasilnya buat bantu orang tua dan jajan," ujar SA.
Menjelang Ujian Nasional, KPAI dan tim dari Kementrian Sosial mengunjungi keluarga SA di kediamannya, Kampung Beting, Kecamatan Koja, Jakarta Utara pada Selasa (24/4) malam. Saat dihubungi via telepon, Rabu (25/4) Sekretaris KPAI M Ikhsan mengatakan, pihaknya datang ke rumah SA untuk berunding dengan orang tua agar SA berhenti bekerja.
Ikhsan menuturkan, pihaknya datang karena khawatir SA tidak bisa Ujian Nasional SD. Dari pertemuan tersebut pihak KPAI dan Kemensos bersepakat dengan orang tua SA supaya SA berhenti bekerja. "Orang tua SA berkomitmen untuk tidak mempekerjakan SA," ujarnya.
Ikhsan menambahkan, sebelumnya SA juga sudah mendapat bantuan Program Kesejahteraan Sosial Anak dari Kementrian Sosial sejak tahun 2011. "Syaratnya anak tersebut tidak boleh dipaksa bekerja," tuturnya.
Ditemui terpisah, Guru Kelas 6 SD N 3 Tugu Utara Pagi Siti mengatakan, pihak sekolah mengetahui hal tersebut pada Selasa (17/4). "SA saat itu tidak masuk sekolah. Lalu dari pihak sekolah menyusul SA ke rumahnya, dari teman-temannya katanya SA menyanyi di kafe. Saat mengobrol dengan SA, katanya dia mulai menyanyi dari 23 Maret" ujar Siti.