Selasa 24 Apr 2012 23:55 WIB

NU: TKI di Negara Nonmuslim Lebih Terhormat

KH. Said Aqil Siroj
KH. Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia, menilai ironis bahwa Tenaga Kerja Indonesia yang mayoritas beragama Islam justru mendapat perlakuan lebih terhormat di negara non-Muslim, sementara di negara Muslim sering kali mendapat perlakuan yang tidak manusiawi.

"Dengan prihatin saya katakan, di negara non-Muslim, misalnya Taiwan dan Hong Kong, TKI justru diperlakukan lebih terhormat daripada di negara Muslim, seperti Arab Saudi dan Malaysia," kata Ketua Umum Pengurus Besar NU Kiai Haji Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa.

Said Aqil mengemukakan hal itu menanggapi penembakan tiga TKI oleh polisi Malaysia bulan lalu, yang kini bahkan beredar rumor terjadi penjualan organ tubuh ketiga korban tersebut.

"Penembakan TKI oleh polisi Malaysia sudah berulang kali terjadi. Itu tindakan biadab yang tentu kita sayangkan," kata Said Aqil.

Dikatakan Said Aqil, jika ada pelanggaran hukum yang dilakukan TKI, tentu penanganannya tidak harus serta-merta dengan penembakan, terlebih penembakan yang mematikan.

"Kalau polisinya main tembak, negara apa itu? Kita minta pemerintah Malaysia menindak tegas polisinya yang bertindak main tembak demi martabat bangsa itu sendiri," kata Said Aqil.

Kendati demikian, PBNU juga berharap ada upaya yang sungguh-sungguh dari pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya yang bekerja di luar negeri.

Sebab, lanjut Said Aqil, persoalan TKI tidak sekadar persoalan devisa, tetapi juga terkait dengan martabat bangsa.

Seperti diberitakan, Polisi Diraja Malaysia memberondong tembakan terhadap tiga TKI asal Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang diduga hendak melakukan penyerangan saat akan ditangkap pada tanggal 25 Maret 2012 di kawasan Port Dickson, Malaysia.

Akibatnya, tiga TKI tersebut, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28), meninggal dunia secara mengenaskan di tempat kejadian.

Terkait dengan peristiwa itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyampaikan protes keras.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement