REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan kelebihan konsumsi kuota BBM bersubsidi (over kuota) tidak melebihi 42 juta kiloliter.
"Kita menjaga fiskal kita itu, kuotanya kan 40 juta kiloliter, kalaupun terjadi over kuota kita mengharapkan tidak melebihi 42 juta kiloliter," katanya di Kantor Presiden, Selasa (24/4).
Menurut dia, disiplin fiskal dengan pengendalian BBM bersubsidi sangat diperlukan guna mengurangi tekanan terhadap APBN.
Hal ini mengingat selisih harga BBM bersubsidi dengan non subsidi yang semakin melebar yang dapat memicu konsumsi BBM bersubsidi yang semakin besar. Alhasil, membuat beban subsidi terhadap BBM juga meningkat.
Hatta mengatakan, pengendalian subsidi dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya menjaga agar BBM bersubsidi tidak disalahgunakan.
"Misalnya, terjadi rembesan dalam daerah pertambangan dan perkebunan yang masuk kategori tidak dibenarkan menggunakan BBM subsidi," katanya.
Dalam hal ini, menurut Hatta, pemerintah daerah menjadi tulang punggung dalam pengawasan BBM bersubsidi tersebut.
Selain itu, menurut Hatta, pemerintah juga tengah mengkaji pilihan-pilihan kebijakan pengendalian BBM bersubsidi. Misalnya melarang mobil dengan Cc tertentu membeli BBM bersubsidi.