REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Fenomena bentrokan antar pelajar di Kota Bogor makin memprihatinkan. Sebagian besar pelajar yang terlibat aksi tawuran kedapatan mengkonsumsi narkoba.
Ketua Satgas Pelajar Kota Bogor TB Ruchyani mengatakan, tiap kali pihaknya melakukan razia, didapati para pelajar yang terjaring berada dalam pengaruh narkoba. Kebanyakan mereka mengkonsumsi psikotropika golongan IV jenis pil kamlet dan ganja. "Sekitar 90 persen yang kami amankan mengkonsumsi narkoba," kata dia, Selasa (24/3).
Menurut dia, penyalahgunaan narkoba oleh para pelajar tersebut dapat terdeteksi secara kasat mata. Saat dilakukan interogasi, misalnya, banyak pelajar yang bicara ngawur denga gestur yang mencurigakan. "Selain gerak-geriknya, mata pengguna narkoba biasanya merah. Secara fisik pun dapat dibedakan mana yang pakai mana yang tidak," ungkapnya.
Ia menambahkan, bentrok antar pelajar bisa terjadi tiga kali dalam sehari. Setiap bentrokan bisa melibatkan 50 hingga 60 orang pelajar. Titik rawan yang kerap menjadi ajang aksi tawuran antara lain di sekitar Mall BTM, pertigaan Jambu Dua dan Jl. Sholeh Iskandar. "Aksi tawuran seperti minum obat. Bisa tiga kali sehari," kata dia