REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Timor Leste membutuhkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja sebagai pendidik di sana. "Timor Leste membutuhkan guru dan tenaga perencanaan," kata Duta Besar RI untuk Timor Leste, Eddy Setiabudi, dalam rapat koordinasi BNP2TKI dengan perwakilan RI dan Employment Business Meeting di Batam, Selasa.
Eddy mengatakan pemerintah Timor Leste kekurangan tenaga pengajar. Kekurangan itu dapat diisi oleh pekerja Indonesia yang mencari pekerjaan.
Menurut dia, kesamaan sosial dan budaya menjadi keuntungan bagi pekerja Indonesia yang hendak bekerja di Timor Leste. Apalagi, warga Nusa Tenggara yang secara geografis berdekatan dengan Timor Leste.
"Bahasa juga. Meskipun bahasa nasional Timor Leste adalah Portugis, namun Bahasa Indonesia melalui media, televisi dan sebagainya masih digunakan," kata dia.
Selain jasa guru, Timor Leste juga membutuhkan tenaga perencanaan. Eddy mengatakan Timor Leste tidak banyak memiliki tenaga teknis perencanaan.
Eddy mengatakan ada 600 TKI yang bekerja di Timor Leste. Mayoritas TKI bekerja pada badan usaha Indonesia. Selain itu, ada juga tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai penasehat dan tenaga ahli di pemerintahan Timor Leste.