REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN – Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa memastikan pengendalian BBM bersubsidi tidak akan mempengaruhi angka penjualan di industri otomotif tanah air. Sebelumnya pemerintah berencana untuk membatasi pemakaian kendaraan dengan kapasitas mesin 1.300 cc.
“Kekhawatiran ini terlalu berlebihan,” katanya, Ahad (22/4). Menurutnya, masyarakat yang membeli mobil baru sebetulnya memiliki keuntungan karena mesin mobil-mobil baru didesain untuk menggunakan bensin beroktan tinggi.
“Jadi kalau dia mnggunakan oktan 88 itu penyimpangan,” katanya. Dia pun menyatakan, semestinya masyarakat yang menggunakan mobil ini tidak perlu takut bila harus membeli bensin yang lebih mahal.
“Karena bagaimanapun dalam jangka panjang pengeluaran mereka akan lebih murah, Karena mesin tidak cepat rusak,” katanya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi, Aviliani memiliki pandangan lain. Menurutnya, pembatasan penggunaan BBM bersubsidi kepada kendaraan berkapasitas mesin di atas 1.300 cc tidaklah bijak. Hal ini hanya akan menambah kepemilikan mobil yang pada gilirannya akan membuat jalan menanggung beban yang lebih berat.
“Lebih bagus dengan izin. Kan sebetulnya ada Perpresnya, beli pakai derigen harus ada izinnya kan. Nah sama, kalau untuk UKM kasih plang pink itu lebih bagus,” katanya. Meskipun demikian, dia setuju dengan adanya langkah pembatasan BBM. “Sampai akhir tahun pemerintah sebaiknya tidak menaikan dulu harga BBM. Tapi menyiapkan pembatasan subsidi,” katanya.