Sabtu 21 Apr 2012 14:39 WIB

Kemenag-DPR Lanjutkan Pembahasan BPIH Senin Mendatang

Rep: Indah Wulandari/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pembahasan Kementerian Agama dan DPR terkait Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)bakal berlanjut di tengah masa reses, Senin (23/4) besok. Komponen pemondokan dan maskapai penerbangan haji masih menjadi perbincangan intens mendekati tahap finalisasi.

"Kedua komponen ini betul-betul mengubah kondisi pasar dan ketersediaannya. Sehingga ini tak mudah untuk cepat-cepat diputuskan. Kita bersikap hati-hati," ungkap Sekjen Kemenag Bachrul Hayat usai membuka Amal Bakti Kemenag ke-66, Sabtu (21/4).

Sebagaimana diketahui, hingga kini tim survei haji masih terus bernegoisasi. Perubahan harga pemondokan pada musim haji 2012 di areal paling dekat dengan Masjidil Haram, Mekkah diestimasi Bachrul bisa saja terjadi.

Kondisi tersebut terkait perobohan 1700 bangunan sebagai dampak dari perluasan kawasan kompleks Masjidil Haram tahun ini. Maka, ujar Bachrul, untuk mendapatkan bangunan terdekat tentu tidak semudah seperti  tahun lalu.

Urusan kedua terkait maskapai penerbangan. Kemenag masih menghitung perkiraan biaya yang diperkirakan selesai minggu depan. Selama prosesnya, Kemenag telah menerima penawaran dari lima maskapai. Yakni, Garuda, Saudi Arabia Airlines, Batavia Air, Lion Air, dan Airasia. "Cuma sampai saat ini yang menyerahkan kembali dokumen penawaran ada tiga," terang Bachrul.

Kemenag, ujarnya, tidak mau gegabah untuk memutuskan. Beberapa aspek diperhatikan, mulai segi keamanan dan harga tiket semua penerbangan ke Arab Saudi. "Kita tunggu hasil dari Batavia apakah mereka mampu memenuhi persyaratan," ujar Bachrul.

Lantaran keterbatasan waktu, DPR dan Kemenag memanfaatkan masa reses untuk membahas lebih lanjut BPIH pada Senin pekan mendatang. "BPIH naik sudah pasti karena dua komponen yang dinamis tadi tak bisa dihindari. Kita mengharapkan selama reses tadi tinggal menetapkan estimasi harga dan subsidi indirect. Mudah-mudahan ada kesepakatan di awal persidangan," harap Bachrul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement