Jumat 20 Apr 2012 14:51 WIB

BMKG: Frekuensi Petir Menurun Akhir April

Petir (Ilustrasi)
Petir (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap memprakirakan frekuensi terjadinya petir pada akhir April menurun.

"Petir masih berpeluang terjadi, meskipun frekuensinya menurun, tidak seperti awal April lalu," kata prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Mas Pudjiono, di Cilacap, Jumat.

Menurut dia, petir masih akan berpeluang terjadi hingga masa transisi dari musim hujan menuju kemarau yang diprakirakan berlangsung normal pada bulan Mei.

Sementara intensitas hujan pada akhir April, dia mengatakan untuk wilayah pesisir selatan Jawa Tengah khususnya Cilacap diprakirakan ringan hingga sedang yang berlangsung antara malam hingga pagi hari.

Namun di wilayah tengah Jateng atau utara Cilacap, kata dia, masih berpeluang terjadi hujan lebat antara siang hingga malam hari.

"Wilayah utara Cilacap seperti Karangpucung dan Purwokerto diprakirakan masih berpeluang terjadi hujan lebat," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan, secara umum awal musim hujan di wilayah Jateng bagian selatan diprakirakan pada awal Juni 2012.

Terkait masa transisi yang diprakirakan berlangsung pada bulan Mei, Pudjiono mengatakan, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung.

Menurut dia, pemanasan lokal secara intensif diprakirakan bakal sering terjadi selama masa transisi sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) secara signifikan. "Awan Cb ini berpotensi memicu terjadinya angin puting beliung," katanya.

Disinggung mengenai prakiraan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam satu pekan ke depan, dia memprakirakan secara umum mengalami penurunan karena dipengaruhi angin timur yang bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 5-15 knots.

Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang maksimum di wilayah pantai selatan Jateng dan DIY diprakirakan 0,75-1,5 meter.

Sementara tinggi gelombang maksimum di Samudera Hindia selatan Jateng dan DIY, lanjutnya, diprakirakan berkisar antara 1,5-2 meter.

"Tinggi gelombang ini kondusif bagi pelayaran," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement