REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Dahlan Iskan, diminta untuk fokus dalam menjalankan kinerjanya di Kementerian BUMN. Menurut anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, apa yang dilakukan Dahlan selama ini lebih banyak berupaya menciptakan peningkatan citra terhadap dirinya.
Ketika menjabat menjadi pimpinan PLN pun, kata dia, Dahlan dianggap hanya melakukan pencitraan. Pasalnya, di mata masyarakat, PLN dianggap mengalami peningkatan. Padahal, katanya, kemudian diketahui kalau perusahaan listrik itu hampir kolaps.
"Sesudah dia, saat pembahasan APBN-P untuk PLN ternyata hampir kolaps. Yang tadinya disubsidi sebesar Rp 40 triliun, tapi kemudian ditambah lagi Rp 25 triliun. Bahkan, dicadangkan pula sebesar Rp 23 triliun. Artinya, negara mengeluarkan dana sebesar Rp 88 triliun hanya untuk subsidi PLN," papar Martin, Jumat (20/4).
Martin menilai hal itu sebagai indikator tidak profesionalismenya Dahlan. Untuk itu, pihaknya berharap, sebagai Menteri BUMN Dahlan dapat fokus untuk meningkatkan kinerja BUMN. Jangan hanya sekadar melakukan pencitraan kepada masyarakat.
"Dia harus membuat janji ke masyarakat, yaitu tidak ada satu pun BUMN yang terlibat korupsi di bawah kepemimpinannya. Khususnya dalam pengadaaan APBN," tegasnya.