REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan, proses penggantian direksi PT Pertamina (Persero) berlangsung selama dua bulan, jadi penggantian itu bukan proses mendadak dan diam-diam.
"Sebetulnya penggantiannya tidak diam-diam. Itu prosesnya sudah dua bulan," kata Dahlan ketika ditemui di kantor kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Dahlan mengakui proses penggantian direksi BUMN itu nisbi lebih singkat dari kebiasaan sebelumnya. Menurut dia, penggantian direksi BUMN biasanya memakan waktu sekitar enam bulan dan diliputi suasana "heboh".
"Sekarang proses tidak perlu heboh karena kalau direksi BUMN kelamaan heboh, tidak akan kerja," ucapnya.
Ia menegaskan, gagasannya tentang perombakan mekanisme pemilihan direksi BUMN telah diusulkan dan disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya mengajukan konsep kepada Presiden dan disampaikan di sidang kabinet yang disebut perlunya pembentukan 'dream team' di setiap BUMN," paparnya.
"Dream team" itu adalah calon direksi yang dibentuk berdasarkan diskusi antara pihak kementerian BUMN dan direktur utama masing-masing BUMN. Para direktur utama itu diminta untuk mengajukan konsep tentang tim tersebut.
Dahlan menjelaskan, Dirut BUMN mengajukan nama, kemudian nama-nama itu diperiksa apakah ada yang tidak memenuhi syarat. Nama-nama yang tidak memenuhi syarat akan dikembalikan, sedangkan yang memenuhi syarat akan disetujui.
Jadi, menurut Dahlan, proses seleksi melalui Tim Penilai Akhir (TPA) hanya akan diberlakukan kepada calon direktur utama untuk BUMN tertentu. "TPA itu kan ketuanya Presiden, sehingga kalau Presiden setuju, berarti TPA setuju," ujarnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan merombak jajaran direksi PT Pertamina (Persero) melalui Surat Keputusan Nomor SK-186/MBU/2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Persoran (Persero) PT Pertamina.
Juru Bicara Pertamina M. Harun dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (18/4), mengatakan melalui surat keputusan tersebut, Menteri BUMN mengangkat lima direksi baru.
Kelima direksi baru itu adalah Chrisna Damayanto sebagai Direktur Pengolahan menggantikan Edi Setianto, Hanung Budya Yuktyanta sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga menggantikan Djaelani Sutomo, dan Evita Maryanti Tagor sebagai Direktur SDM menggantikan Rukmi Hadi Hartini.
Selanjutnya, Luhur Budi Djatmiko sebagai Direktur Umum menggantikan Waluyo dan Hari Karyuliarto sebagai Direktur Gas. Jabatan direktur gas merupakan posisi baru.