REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia menggandeng sejumlah pakar asal Korea Selatan untuk bekerja sama dalam upaya penyelamatan Sungai Ciliwung.
"Kita harus belajar dari negara lain tentang program pemulihan kondisi sungai karena mereka terbukti telah berhasil melakukannya," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Baltashar Kambuaya dalam Dialog Interaktif Penyelamatan Sungai Ciliwung di Jakarta, Rabu (17/4).
Sejumlah pakar manajemen sungai dari Kementerian Lingkungan Hidup Korsel turut diundang Kementerian LH dalam acara tersebut. Sebelumnya telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman tentang rencana aksi penyelamatan terhadap Sungai Ciliwung.
"Mereka akan melakukan penelusuran sungai dari hulu ke hilir, kami juga akan meminta masukan terkait program yang selama ini kami jalankan," kata Baltashar kepada para wartawan. Menurut Baltashar, keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam melakukan manajemen lingkungan sungai patut dijadikan contoh sehingga dapat menularkan semangat kepedulian yang sama terhadap sungai-sungai yang tercemar di Indonesia.
Kerja sama teknis itu, kata Baltashar, akan bersifat hibah dari pemerintah Korsel, sementara Kementerian LH akan tetap memegang peranan di lapangan dengan masukan-masukan para ahli asal negeri ginseng itu.
Dalam Rencana Umum Pemulihan Kualitas Lingkungan Sungai Ciliwung 2010-2030 diperkirakan butuh dana sekitar Rp5,7 triliun guna mendukung program tersebut selama jangka waktu 20 tahun.
Dana tersebut diproyeksikan bagi program pengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakan lingkungan seperti pembangunan WC komunal, pengelolaan sampah, fasilitas biogas, sumur resapan, rehabilitasi lahan, dan pembangunan dam (bendungan).
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan tingkat pencemaran Sungai Ciliwung cukup parah mencapai 360 m3 sampah per hari dari limbah domestik sekitar 272.000 jiwa yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang menjadi salah satu ikon Jakarta tersebut.
"Hasil kajian kualitas air Ciliwung memperlihatkan masih banyak pembuangan limbah dan sampah di 45 titik yang tersebar di 15 kelurahan dengan volume mencapai 360 m3 per hari. Namun, proses pengangkutan sampah itu baru bisa dilakukan di pintu air Manggarai," katanya pada Februari lalu.