Rabu 18 Apr 2012 15:34 WIB

Hari Terakhir UN Diwarnai Aksi Corat Coret Seragam

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Heri Ruslan
Pelajar Corat-coret seragam (ilustrasi)
Foto: Antara
Pelajar Corat-coret seragam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Hari terakhir pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SLTA dan sederajat diwarnai aksi corat coret baju seragam. Selain itu, mereka juga berkonvoi kendaraan. Aksi para siswa ini dinilai tak terpuji. Pasalnya, mereka belum juga dinyatakan lulus. Namun sudah bertindak diluar kewajaran.

Adun Sebret (34 tahun), warga Jl Ibrahim Singadilaga, Pasar Hayam, Purwakarta, mengatakan, ada sejumlah kelompok siswa berkonvoi kendaraan. Sepertinya, mereka pelajar dari salah satu SMK. Selain berkonvoi, seragam mereka juga sudah penuh dengan coretan pilok warna-warni.

"Bahkan, coretannya sampai ke rambut," kata Adun, Rabu (18/4).

Tindakan mereka itu tak terpuji. Bahkan, tidak mencerminkan pelajar yang baik. Seharusnya, mereka tidak perlu mencorat coret baju dan berkonvoi kendaraan. Melainkan, mereka harusnya pulang ke rumah dengan tertib lalu berdoa semoga lulus UN tahun ini.

Konvoi kendaraan dan aksi corat coret ini, lanjut Adun, sangat menganggu warga. Akibat ulah para pelajar itu, banyak pengemudi kendaraan memperhatikan mereka. Akibatnya, arus lalu lintas di sepanjang Jl Ibrahim Singadilaga terhenti sementara. Beruntung, aksi tersebut tak menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Corat coret terhadap seragam ini, sangat disayangkan. Padahal, mereka tak perlu melakukannya. Karena, baju tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk adik atau saudaranya.

"Pelajar sekarang sulit diatur. Mereka sudah senang duluan, padahal belum tentu lulus," ujarnya dengan nada kesal.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta, Deddy Effendi, menyayangkan dengan aksi tak terpuji para siswa tersebut. Padahal, jauh-jauh hari pihaknya sudah mengeluarkan instruksi ke sekolah supaya meningkatkan pengawasan setelah UN.

"Pelajar yang melakukan corat soret itu siswa SMK. Karena, baru SMK yang selesai UN. Sedangkan SMA baru besok," kata Deddy.

Diakui Deddy, aksi para pelajar ini diluar kewenangannya. Apalagi, kejadiannya berada di luar lingkungan sekolah. Jika mereka melakukannya di sekolah, pasti akan mendapat teguran. Bahkan, bisa saja kena sanksi keras.

Sampai saat ini, sambung Deddy, pihaknya belum memiliki data pelajar SMK mana saja yang melakukan aksi tersebut. Meski demikian, laporannya sudah keterima secara lisan. Hari ini juga, pihaknya akan menginstuksikan Kabid Pendidikan Menengah untuk melakukan pendataan ke setiap SMK.

Pasalnya, aksi para pelajar ini cukup meresahkan. Bahkan, bisa memancing kerusuhan baik dengan warga ataupun dengan pelajar lainnya. Meski begitu, belum ada laporan mengenai aksi tawuran yang melibatkan pelajar di hari terakhir UN ini.

"Masalah ini akan kami bahas. Jika sudah ada bukti rill, kami akan panggil kepala sekolahnya untuk dikenakan sanksi," paparnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement